Selasa, 16 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROPONIK ( NFT )



I.                 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen. Hidroponik merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk becocok tanam ( Ekawati, 2005 ).
            Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-akhir ini tanaman yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanaman buah dan sayur karena dilihat dari segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan keuntungan yang lumayan. Selain itu, kualitas dan kuantitas produksi / hasil panen lebih tinggi dibanding dengan media tanah.
            Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk budidaya hidroponik adalah dimana saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah kita. Karena hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak perlu khawatir hasil panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau tanaman hidrponik dari rumah.





Sejarah Dan Perkembangan HidroponikPerkembangan hidroponik sampai saat ini telah berkembang pesat sejak pertama kali hidroponik ditemukan. Sejarah perkembangannya adalah :
Pada tahun 1600-an diketahui tanaman yang diairi dengan air berlumpur tumbuh lebih bagus dibanding air bening (tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur yang diduga adalah nutrisi tanaman. Pada tahun1860 Sach dan pada tahun 1861 Knop memperkenalkan susunan hara untuk tanaman yang sekarang dikenal dengan nutrikultur.Tahun 1925 Gericke, Universitas California memperkenalkan hidroponik di luar Laboratorium yaitu untuk tentara Amerika di samudra Pasifik (di pasir pantai dan diatas kapal perang induk). Tahun 1970-an hidroponik mulai diterapkan untuk praktikum di UGM. Tahun 1980 hidroponik mulai dikembangkan secara komersial di Indonesia.(http://teknologi.kompasiana.com. 2014).
Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor. Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi ( Ekawati, 2005).

            Banyak petani di Indonesia menggunakan sistem Hidroponik. Karena bercocok tanam dengan sistem hidroponik memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah kualitas tanaman yang baik. Dengan meningkatnya kualitas tanaman, maka secara otomatis mendongkrak harga tanaman dipasaran. Karena itu kebanyakan tanaman yang dikembangkan dengan sistem hidroponik adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi (
http://metode-hidroponik.html, 2014).
           
Tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik juga lebih mudah terhindar dari erosi dan kekeringan. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem hidroponik dapat menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional. Panen dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional, karena para petani tidak perlu waktu terlalu lama untuk menunggu masa tanam atau masa panen (http://nuansa-persada-online.index..php.html,2014).
            Dengan diterapkannya hidroponik di Indonesia diharapkan mampu mengatasi kekurangan lahan dan hasil produksi pangan. Atas Sehingga keterbatasan lahan produktif saat ini tidak lagi menjadi kendala dalam mengusahakan pertanian indoor maupun outdoor. Meskipun sistem hidroponik bukanlah teknologi baru lagi bagi kita, namun justru kini telah menjadi trend ketika media tanah yang produktif semakin berkurang. Selain tidak memakan tempat yang luas, sistem ini juga mudah perawatannya serta lebih menguntungkan (
http://yoyos1.wordpress.com. 2014).
Macam-Macam Metode HidroponikMenurut Steiner (1977), hidroponik dapat dipilahkan menjadi berbagai ragam menurut sistem dan metode budidayanya. Semua ragam hidroponik yang khusus diterapkan pada penanaman tanaman hias di rumah dan kantor diberi istilah khusus hidrokultur. Klasifikasi hidroponik adalah sebagai berikut :
1. Kultur air
Akar tanaman dicelupkan dalam larutan hara dengan susunan berimbang secara sinambung atau berkala.
2.Aeroponik
Akar tanaman berada dalam udara yang secara sinambung atau berkala dijenuhkan dengan kabut larutan hara (aerosol hara). Menurut Tan (1994), aeroponik diadakan untuk menghemat penggunaan air dan hara.
3. Kultur pasir
Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat padat anorganik yang sarang atau tidak sarang, terbentuk dari zarah-zarah tegar (non-collapsing) berdialmeter kurang daripada 3 mm (pasir, perlit, plastik, atau bahan anorganik yang lain).
4. Kultur krikil
Seperti kultur pasir, hanya saja zarah-zarahnya lebih besar dengan diameter di atas 3 mm.
5. Vermikulaponik
Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat dari mineral lempung vermikulit dengan atas tanpa dicampur dengan bahan anorganik lain.
6.Kultur rock wool
Untuk substrat perakaran digunakan rock wool atau glass wool. Rock wool adalah bahan yang bertampakan seperti wol berupa anyaman serat-serat halus, yang dibuat dari terak tanur (furnace slag) atau batuan tertentu dengan ledakan kuat selagi bahan-bahan tersebut berada dalam keadaan lelehan (American Geological Institute, 1976).
Alasan Penerapan Teknik Hidroponik
            Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang padat penduduknya. Alasan penerapan teknik hidroponik yang utama adalah karena terbatasnya lahan pertanian yang produktif untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak tiap tahunnya, sehingga dibutuhkan suatu terobosan baru untuk memecahkan masalah tersebut .


            Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh karena itu, harga jual hasil panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relative bersih, media tanamnya steril, dan tanaman terlindung dari terpaan hujan. Serangan hama dan penyakit relative kecil. Tanaman lebih sehat, lebih vigor, dan produktivitas tinggi (Hartus, 2002).
Hidroponik ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem penanaman biasa yang menggunakan tanah seperti berikut:
1. Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman secara biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
2. Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti tinggi;
3. Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
4. Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
5. Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efisien;
6. Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.
            Jenis-Jenis Tanaman Yang Sesuai Untuk Teknik Hidroponik
Semua tanaman pada dasarnya dapat ditanam dengan metode hidroponik. Namun , kebanyakan tanaman yang ditananm dengan metode hidroponik adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan metode bercocok tanam hidroponik memerlukan biaya yang tidak sedikkit. Karena itu bisanya hasilnya dijual di supermarket atau pasar-pasar modern. Jika dijual di pasar-pasar tradisional maka harga jualnya akan turun.


Tanaman yang biasa ditanam dengan metode hidroponik adalah tanaman holtikultura, contohnya sayur-sayuran seperti selada, sawi, tomat, pakchoi, wortel, asparagus, brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong atau buah-buahan seperti strawbery, melon, tomat, mentimun, semangka, paprika. Selain itu juga tanaman hias seperti krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dan tanaman obat-obatan juga dapat menggunakan metode hidroponik.


B.  .Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui tata cara dalam hidroponik
2.        Untuk mengetahui tata cara dalam pembeihan dalam hidroponik
3.        Untuk mengetahui tata cara dalam penanaman dalam hidroponik










II.              TINJAUAN PUSTAKA

Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Di Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. (Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris 1960)
Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.
Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density.
 Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga(lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter).
 Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi.
 NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan.
Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan lagi ke akar tanaman.( Tim Karya Tani Mandiri, 2010)
Adapun keuntungan dan kelemahan tipe NFT sebagai berikut:
Beberapa keuntungan pemakain NFT, antara lain:
1.Dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman
2.Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah
3.Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman
4.Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek
Kelemahan tipe NFT adalah:
1.Investasi dan biaya perawatan yang mahal
2.Sangat tergantung terhadap energi listrik
3.Penyakit tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain
Pemberian nutrisi pada sistem pertanian hidroponik NFTberbeda dengan
pemberian nutrisipada sistem pertanian biasa.Pada sistem hidroponik NFT,
makanan yang berupa campurangaram-garam pupuk dilarutkan dan diberikan
secara teratur,sedangkan bercocok tanam di tanah, pemberian pupuk Untuktanaman hanya sekedar tambahan karena tanah sendiri Adadasarnya secara alami telah mengandung garam-garam pupuk.Pada hidroponik NFT, media tanam tidak berfungsi sebagai tanah.Media tanam hanya berguna sebagai penopang akar tanaman sertameneruskan air larutan mineral yang berlebihan sehingga Harusporus dan steril(Untung, 2000).



Sistem FertigasiPada teknik NFT, tanaman di tegakkan di talang berbentuk segi empat yang biasa digunakan untuk talang rumah. Supaya tanaman dapat berdiri tegak, di dalam talang harus dipasangi Styrofoamdengan ketebalan 1 cm, lebar dasar talang 10 cm, dan panjang 1 m. Styrofoamtersebut dilubangi dengan diameter 1,5 cm. jarak antar lubang 15-20 cm untuk sayuran daun dan 30-40 cm untuksayuran buah .Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah saperti tomat,timun jepun,cili merah,terung,melon,cili sayur strawberi dan jugapokok hiasan.Umumnya tanaman ini untukkebanyakan tanaman bernilai tinggi dipasaran.( Karsono, dkk 2002)
Tanaman Sistem fertigasi bertujuan untukmengelakkan tanaman daripada  serangan penyakit akar yangdisebabkan oleh serangga kulatsaperti pythium, fusarium,rhizotondan juga penyakit layu bacteriayang berpunca daripada tanah (Anonim, 2010).
Sistem fertigasi ialah satu kaedah pemberian larutan baja kepada zon akar  yang diperlukan oleh pokok secara berkesan, tanpa pembaziran dan pencemaran  alam sekitar.Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah seperti tomat, timun jepun, cili merah, terung, melon, cili, sayur, strawberi dan pokok  hiasan. Umumnya, tanaman ini untuk kebanyakan tanaman bernilai tinggi di pasaran. Sistem fertigasi bertujuan untuk mengelakkan tanaman daripada serangan penyakit akar yang disebabkan oleh serangga ulat seperti pythium, fusarium, rhizotondan penyakit layu(Anonim, 2010).
Teknologi fertigasi merupakan teknologi baru dalam budidaya sayuran
yang bernilai tinggi seperti tomat, cabai, semangka dan melon. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilizer(pemupukan) dan irrigation(pengairan).

Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untukmenambah hara tanaman pada tanah. Sedangkan irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman. Jadi, fertigasi merupakan suatu sistem pemupukan dan pengairan yang diberikan secara bersamaan.
Pada sistem NFT, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang mengandung nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Air bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm sehinggaseperti film. Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat.talang disusun miring dengan sudut kemiringan 1-5% sehingga larutan nutrisi mengalir dari bagian atas ke bawah mengikuti gaya gravitasi (Untung, 2000).
Pengontrolan air dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan aksi kontrol on-off (seperti yang diterapkan dalam gambar 3 untuk sistem NFT). Untuk pengontrolan larutan nutrisi diperlukan sensor-sensor yang akan membaca kandungan larutan nutrisi (sensor ion), sensor pH, sensor suhu dan sensor oksigen (DO sensor). Sebagai contoh yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam mengontrol komposisi larutan nutrisi baik dengan pendekatan matematik maupun simulasi ataupun penerapan dalam sistem NFT.
Untuk pengontrolan konsentrasi larutan nutrisi secara otomatis diperlukan : dispensing technology; tangki pencampur dan pompa pengukur; sensor untuk mengukur konsentrasi larutan nutrisi (per ion nutrisi atau menggunakan ISFET (ion selective field effect transistor), EC dan pH; software computer untuk mengukur, mengontrol dan komunikasi termasuk model dan algoritma untuk menentukan set point dan kebutuhan air dan nutrisi.

Adanya kemajuan teknologi sensor, komputer dan elektronika memungkinkan adanya adaptasi wireless teknologi untuk mengendalikan hidroponik secara lebih komprehensif, terutama untuk mengendalikan faktor eksternal lingkungan dalam greenhouse serta pengendalian air dan larutan nutrisi.
Pembudidayaan
A.Persemain
Wadah persemaian yang digunakan berupa bak plastic yang bagian bawahnya
telah dilubangi dan dasarnya diberi strimin. Wadah ini diisi denga media hidroponik yang telah pupuk kandang sedikit. Pupuk kandang berguna untuk penyerapan air. Pada media dibuat larikan sebagai lubang tanam, dengan jarak sekitar 3x5cm. Kemudian, benih disebar di dalam larikan tersebut dan ditutupi dengan media lagi dan disiram air. Untuk menjaga kelembaban, wadah semai ditutup dengan plastic dan ditempatkan di tempat yang gelap. Apabila benih telah berkecambah, plastic dibuka dan benih dipindah ke wadah atau pot yang lebih besar.
B.Penanaman
Wadah yang digunakan berupa pot atau emplas yang berdiameter 15-20cm. Wadah yang digunakan dibuat lubang 3-4 lubang untuk mengalirkan air yang berlebih. Bagian dasar diberi strimin agar media lolos keluar pot. Setelah itu, wadah diisi media hidroponik setinggi 2-3cm dari bibir pot. Lubang tanam di tengah media dibuat dengan bantuan pensil. Satu wadah hanya 1 bibit. Bibit dicabut secara hati-hati dan ditanam dalam lubang tanam. Disela-selanya ditutupi media, selanjutnya penyiraman hingga lembab


C.Perawatan
Perawatan tanaman yang utama adalah penyiraman air yang dicampur dengan nutrient. Nutrien yang digunakan berupa pupuk yang mempunyai unsure N tinggi karena sayur ini dipanen daunnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran. Penyiraman dapat dilakukan 2-3 kali sehari, yang penting media tidak kering.
Sawi (Brassica juncea L.) adalah sekelompok tanaman dari marga Brassica yang biasa dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi umumnya mengacu pada sawi hijau (Brassica juncea L.) kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim atau ciosin, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan(Yudharta, 2010).
Morfologi tanaman sawi hijau yaitu  termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 -33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.
Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. Perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam(Mandha, 2010).




Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawidapat memberikan hasil panen yang tinggi.Sehingga dengan demikian untuk menunjang usaha tani harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang dikehendaki tanaman.Sebab kecocokan keadaan lingkungan sangat menunjang produktifitastanaman.Hingga dewasa ini masih banyak dijumpai petani mengalami kegagalan panen atau memperoleh keuntungan yang rendah karena kurang memperhatikan keadaan lingkungan dan lokasi penanaman (Yudharta, 2010).
Tanaman sawi dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin.Daerah penanaman yang cocok mulai dari ketinggian 200 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter diatas permukaan laut.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun.Tanaman sawi lebih cepat tumbuh apabila ditanam pada suasana lembab.Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur, serta drainasenya baik.Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Margiyanto, 2010).
Pada budidaya tanaman khususnya sawi, baik pembibitan maupun penanaman dilahan, media tanam merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan.Media tumbuh dilahan atau tanah adalah tempat tumbuh tanaman diatas permukaan bumi. Didalam tanah terdapat air, udara,  dan berbagai hara penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang berada dalam tanah sangat penting untuk proses kimia, biologi dan fisika tanah. Sebagian air tanah terdapat dalam bentuk lapisan tipis yang dinamakan air kapiler.Air kapiler membentuk lapisan tanah yang berfungsi sebagai unsur hara pada tumbuhan (Nurwandani, 2008).

Teknik budidaya tanaman sawi meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan.Benih merupakan salah satu faktor penentukeberhasilan usaha tani. Benih sawi yang akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik adalah benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaannya mengkilap dan agak keras serta warna kulit benih cokelat kehitaman. Selain itu, juga harus memperhatikan kemasan benih. Kemasan yang baik adalah dengan menggunakan alumunium foil (Mandha, 2010).

















III.BAHAN DAN METODE
A.  Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan UPT Agrowisata  perkebunan UIR di jalan tropong kubang . Kota Pekanbaru Penelitian ini akan dilakukan selama 1 bulan. Dimulai dari bulan oktober 2014 sampai Bulan novemer 2014
B.     Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Benih selada merah .cocopeat,polycap,palong, Talang air,Pompa akuarium, Pipa PVC.
C.  Pelaksanaan Penelitian
1.    Persiapan Tempat Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan pemilihan lokasi yang sesuai dengan penanaman, yaitu dekat sumber air.Lokasi kemudian dibersihkan dari pertumbuhan gulma sehingga diperoleh lahan yang bersih dan datar, sehingga akan memudahkan dalam kegiatan penyusunan media tanam.
1. Persemaian
Sebelum dilaksanakannya penanaman, terlebih dahulu dilakukan kegiatan penyemaian benih.Penyemaian benih dilakukan pada satu tampan berukuran 30 cm  x 30 cm dengan cara menabur benih pada kedalaman 1 cm dari permukaan cocopect, selanjutnya diletak kan didalam ruangan..Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban disekitar media penyemaian tersebut.
Benih akan disemai selama 2 minggu sebelum tanam dengan selalu memperhatikan kebutuhan air disekitar bedengan agar perkembangan benih berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.    Pemberian Perlakuan
a.    Pemberian Fly ash
Pemberian fly ash dilakukan pada saat 2 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengisian polybag sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pemberian fly ash dilakukan dengan caramencampur fly ash dengan tanah yang telah disiapkan sebelumnya kemudian diaduk rata untuk selanjutnya dimasukkan kedalam polybag. Adapun dosis pemberian fly ash adalah F 0 : tanpa pemberian Fly ash, F 1 : pemberian fly ash 0,2 gram/tanaman, F 2 : pemberian fly ash 0,4 gram/tanaman, F 3 : pemberian fly ash 0,6 gram/tanaman.
b.    Pemberian Bahan Organik
Pemberian bahan organik dilakukan pada saat 2minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengisian polybag sesuai dengan perlakuan.Pemberian bahan organik dilakukan dengan cara mencampur bahan organik dengan tanah yang telah disiapkan sebelumnya kemudian diaduk hingga rata untuk selanjutnya dimasukkan kedalam polybag. Adapun dosis pemberian bahan organik adalah M 0 : tanpa pemberian bahan organik, M 1 : pemberian bahan organik 20 gram/tanaman, M2 : pemberian bahan organik 40 gram/tanaman, M3 : pemberian bahan organik 60 gram/tanaman.



3.    Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu bibit tanamanselada merah telah memiliki daun 2-3 helai atau berumur 10 – 14 hari.Bibit tanaman selada merah dipindahkan secara hati-hati kedalam talang ukuran diameter 4 – 5 cm . Bibit tanaman selada merah yang akan dipindahkan sebelumnya telah diseleksi guna penyeragaman didalam penanaman.
4.    Pemeliharaan
1.    Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan pengairan lewat talang setiap hari dengan cara yng benar ..apabila pengairannya tidak berjalan maka akan mengakibatkan tanaman akan layu.Tujuan dari penyiraman agarterpenuhinya kebutuhan air pada tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal sesuai dengan yang diharapkan.
2.    Pegendalian hama dan penyakit
            Pengendalian hama dapat dilakukan secara preventif,
5.    Panen
Pemenenan tanaman selada merah dapat dilakukan setelah tanaman berumur 30 hari setelah tanam.Adapun kriteria panen tanaman selada merah apabila bentuk helaian daun sudah maksimal dan sebelum bunga selada merah muncul.Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman selada merah sampai keakarnya. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau dalam keadaan cocopeat masih dalam keadaan lembab sehingga akan mempermudah dalam pencabutan.



D.    Parameter Pengamatan
1.    Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan satu minggu setelah semua perlakuan diberikan, dengan intervel satu minggu sekali.Pengukuran dengan menggunakan meteran dimulai dari pangkal tanaman sampai ke helai daun yang tertinggi.Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2.    Jumlah Daun (helai)
Untuk pengamatan jumlah heleian daun dihitung secara keseluruhan pada tanaman sampel mulai 2 minggu setelah penanaman dengan interval waktu satu minggu sekali sebanyak dua kali pengamatan.Daun yang dihitung adalah daun yang telah terbentuk atau membuka sempurna pada saat pengamatan.Data yeng diperoleh dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
3.    Volume akar (Cm3)
Pengamatan volume akar dilakukan dengan cara memotong bagian akar dari tanaman sawi yang telah diukur dan dibersihkan. Akar tersebut dikeringanginkan terlebih dahulu kemudian di masukan ke dalam gelas ukur 1000 ml yang berisi air 250 ml, sehingga didapatkan penambahan volume.Hasil yang didapat selanjutnya dinalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.




No
Jumlah daun
Tinggi tanaman
Diameter tanaman
Panjang akar
1
6
5 cm
-
-
2
3
4 cm
-
-s
3
6
7 cm
-
-
4
6
6 cm
-
-
5
8
12 cm
2.5 cm
-
6
5
8 cm
1.5 cm
-
7
9
19 cm
3 cm
-
8
8
17 cm
3 cm
-
9
12
18 cm
4.6 cm
60.5
10
6
19 cm
2.5 cm
60.1
11
14
27 cm
6 cm
63
12
14
24.5 cm
5 cm
59















III.           ANALISIS STATISTIK
Untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini digunakan analisis statisti Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan menggunakan rumus :
Ymfn =  + Mm + Fp + MmFp + ∑ Empr
Dimana :                  
Ympn  : Hasil pengamatan dari faktor M pada tahap ke-m dan faktor P pada tahap ke-p dalam ulangan ke-r.
µ          : Rata-rata (nilai tengah)
Mm      : pengaruh taraf M pada taraf ke – m
Fp        : pengaruh taraf P pada taraf ke-p
(MmFp) : pengaruh interaksi antara M pada taraf ke-m dan faktor P pada taraf ke-p.
∑MmFp : Efek eror dari faktor M pada taraf ke-m dan faktor P pada taraf ke-p dalam ulangan ke-r.
M         : 0,1,2,3 (Taraf Faktor M)
F          : 0,1,2,3 (Taraf Faktor F)
N         : 1,2,3 (Ulangan).








no
minggu 1 jlh daun
minggu 2 tinggi tanaman
minggu 3 diameter batang
minggu 4 panjang akar
jlh
rata - rata
1
6
5


11
44,6
2
3
4


7
47,65
3
6
7


13
51,72
4
6
6


12
56,02
5
8
12
2,5

22,5
61,52
6
5
8
1,5

14,5
67,1
7
9
19
4

32
75,86
8
8
17
3

28
84,64
9
12
18
4,6
60,5
95,1
98,8
10
6
19
2,5
60,1
87,6
100,03
11
14
27
6
63
110
106,25
12
14
24,5
5
59
102,5
102,5

Analisis sidik ragam
FK =  
JKT = (Y010)2 + (y011)2 + ..... + (y333)2
JKM = (J0...)2 (J1...)2 + (J2...)2 + (J3...)2  - FK
                                    f.r
JKF = (J0...)2+ (J1...)2 + (J2...)2 + (J3...)2  - FK
                                    m.r
JKMF = (J00.)2 + (J10.)2 + ... + (J33.)2 – FK – JKM -JKF
                                    r
JKE = JKT – FK – JKM –JKF – JKMF
Keterangan :
JKT     = Jumlah kuadrat total
FK       = Faktor koreksi
JKM    = Jumlah kuadrat untuk semua faktor M
JKF     = Jumlah kuadrat untuk semua faktor F
JKMF  = Jumlah kuadrat untuk interaksi faktor M dan faktor F
JKE     = Jumlah kuadrat kesalahan (Error)
r           = Ulangan
Tabel 3. Daftar Sidik Ragam (ANNOVA)
Sumber Variasi
DB
JK
KT
FHitung
FTabel
FK
M
F
MF
Error
1
3
3
9
32
JK
JKM
JKF
JKMF
JKE
-
JKM/3
JKF/3
JKMF/9
JKE/32
-
KTM/KTE
KTF/KTE
KTMF/KTE
-
-
-
-
-
-
Jumlah
48
JK> Total
-
-
-

Keterangan :
SV       = Sumber Varisasi
DB      = Derajat Bebas
JK        = Jumlah Kuadrat
KT       = Kuadrat Tengah



            Jika analisis ragam menunjukkan FHitung besar dari FTabel 0,5. Maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
Prosedur dalam menghitung nilai BNJ :
1.      Untuk Interaksi MF    = RNJ  = q  (t. DB Error) x
2.      Untuk Faktor M          = RNJ  = q  (t. DB Error) x
3.      Untuk Faktor F           = RNJ  = q  (t. DB Error) x
Keterangan :
t                       = Jumlah Perlakuan
r                       = Ulangan
q                      = Nilai range yang diambil pada kolom t dan baris pada DB Error.













DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2014.Limbah.http://id.wikipedia.org/wiki/limbah. Diaksespada  tanggal 27 juni 2014.
BAPEDAL. 1995. Limbah B3, kandungan limbah berdampak negatif terhadap pencemaran lingkungan. Jakarta.
Cahyono, B, 2003. Teknik dan Strategi Budidaya sawi Hijau.Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup.UI_ Press. Jakarta.
Djaparudin, 1970.Pupukdan Pemupukan, Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Fatimah,  S, dkk, 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness).Embriyo.
Ginting, 2007.Sistem pengelolaan lingkungan dan limbah industri, Cetakan pertama. Bandung.
Haitami, A. 2013. Toleransi Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macroparpa. L). Pada Tanah Yang Tercemar Fly Ash Limbah Industri Pulp and Paper PT. Tanjung Enim Lestari Dengan Pemberian Berbagai Jenis Pupuk Kandang. Proposal tesis Pasca Sarjana UIR.
Haryanto, dkk,            2007.Bertanam Sawi dan selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Maman, S. 1996. Mikroorganisme yang efektif. Kontak Tani. Sukabumi.
Mandha, 2010.Sawi. http-//Uncategorized-mandha.htm. Diakses Pada Tanggal 18 April 2014.
Manurung, R.F.H, 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea. L) Terhadap Penggunaan Pupuk Organik Cair. Skripsi.  Universitas Sumatera Utara.
Margiyanto, 2010. Budidaya Tanaman Sawi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Musnamar, E.I. 2003.Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Nurwandani, P, 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih.Jakarta : Depdiknas.
Palar, 1994.Pencemaran dan Teknologi logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.
Rini, 2005.Penggunaan Dregs (Limbah Bagian Recauticizing Pabrik Pulp) dan FlyAsh (Abu Sisa Boiler Pembakaran Pabrik Pulp) untuk Meningkatkan Mutu dan Produktivitas Tanah Gambut. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.
Romadhoni M, Faujan, 2007. Aplikasi Pemberian Amelioran Fly Ash  pada lahan Gambut  Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung (zea mays. L.) Universitas Riau. Pekanbaru.
Sri Purwati, 2007. Potensi penggunaan Abu Boiler Industri Pulp And Paper sebagai bahan pengkondisi Tanah Gambut pada areal hutan tanaman Industri. 2006.  Potensi Penggunaan Abu Boiler Industri Pulp Dan Kertas terhadap pertumbuhan tanaman Acacia crassicarpa .Berita selulosa. Jurnal Balai Besar Pulp And Paper. Bandung. Volume 42 (1) hal 8-17.
Subowo, 1999.Status dan Penyebaran Pb, Cd, dan Pestisida pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya.Prosiding.Bidang Kimia dan bioteknologi Tanah, Puslittanak, Bogor.
Sunaryo, H, 1990. Kuncibercocok tanam sayur-sayuran penting di Indonesia. CV. Sinar Baru. Bandung.
Wikipedia, Pencemaran Limbah Pada Lingkungan. Diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
Yudharta, 2010.Tanaman Sawi Http://Tanaman.Sawi.Community Aji Chrw-95%.html.diakses pada tanggal 20 April 2014.

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Bulan/tahun 2014

Oktober
November
Desember

1
2
3
4
1
2
3
4
1

1.      Persiapan
X



X





2.      Pengisian cocopeat

X



X




3.      penanaman benih


X







4.      pemindahan benih



X






5.      Pemberian Perlakuan
a.       Pemberian fly ash




X
















X




6.      Pemeliharaan





X
X
X


7.      Pengamatan





X
X
X


8.      Panen







X


9.      Laporan








X







Dokumentasi
Gambar saat pengisian cocopeat                             gambar pembenihan
Gambar pemberian nutrisi                                      gambar saat pengukuran
Gambar saat pengamatan                            gambar pakcoy berumur 1 bula


0 komentar:


By Animart