Jumat, 23 Mei 2014

manfaat biji nangka









Khasiat Biji Nangka untuk Atasi Kanker Kolon
Kanker kolon penyebab kematian kedua di dunia. Faktor risiko yang berhubungan erat dengan kanker kolon adalah gaya hidup, yaitu pola makan, berat badan, dan aktivitas fisik. Risiko terkena kanker kolon dapat diturunkan dengan cara meningkatkan konsumsi serat makanan, termasuk prebiotik dan probiotik. Susu fermentasi, salah satu produk prebiotik dan probiotik (sinbiotik) yang dikenal masyarakat.
Umi Kartika Safitri, mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Fateta-IPB) dalam penelitiannya di bawah bimbingan Prof. Dr. Winiati Puji Rahayu menyebutkan biji nangka bersifat prebiotik. Menurutnya, biji nangka termasuk bahan pangan yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat. Umumnya, biji nangka dianggap limbah dan tidak dimanfaatkan lebih lanjut. Jika ada yang memanfaatkannya, biasanya hanya sekadar direbus atau dibakar.
Biji nangka berpotensi sebagai prebiotik karena mengandung polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Biji nangka mampu menstimulir pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Melihat kandungan biji nangka ini, Umi menambahkannya dalam minuman susu fermentasi sinbiotik. Susu fermentasi ini menggunakan dua jenis bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis.
Biji nangka dapat diolah menjadi tambahan susu fermentasi sinbiotik untuk meningkatkan daya guna, daya simpan, dan nilai ekonomisnya. Susu hasil fermentasi kaya bakteri asam laktat memiliki efek positif bagi kesehatan karena dapat menghambat beberapa spesies bakteri patogen seperti Salmonella, Listeria dan Clostridium. Selain itu, susu fermentasi mengandung bakteri asam laktat mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang mempermudah pencernaan laktosa usus, meningkatkan kualitas gizi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker dan mengatasi diare.
Sebelum dibuat tepung, biji nangka dicuci untuk menghilangkan kotoran. Biji nangka lalu direbus dalam suhu 90 derajat Celsius selama sepuluh menit menggunakan steam jacket untuk menghilangkan lendir dan mempermudah pelepasan kulitnya. Setelah itu, biji nangka dipisahkan dari kulit yang masih menempel menggunakan abrassive peeler, kemudian diiris menggunakan slicer menjadi bagian-bagian kecil untuk memudahkan proses pengeringan.
Proses pengeringan dilakukan pada suhu 60 derajat Celsius selama empat jam. Pengeringan ini untuk mengurangi kadar air dalam biji nangka sehingga mempermudah penggilingan. Selanjutnya, dilakukan penggilingan dengan disc mill dengan ukuran 60 mesh, kemudian diayak dengan ukuran seratus mesh agar tekstur produk akhir tidak berpasir. Rendemen yang diperoleh dari proses tersebut adalah 9,66 persen.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan minuman sinbiotik yang diawali dengan penyiapan kultur starter. Bakteri yang digunakan adalah L. plantarum yang bersifat homofermentatif dan L. brevis yang bersifat heterofermentatif.
Pembuatan minuman sinbiotik dilakukan dengan membuat delapan formula. Hasil analisis menunjukkan, terdapat perbedaan signifikan antara kontrol (formula yang tidak ditambah tepung biji nangka) dengan formula yang ditambah tepung biji nangka. Hal tersebut menunjukkan, penambahan tepung biji nangka pada pembuatan minuman sinbiotik meningkatkan jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL) pada produk akhir baik pada jenis bakteri Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis.
Penambahan tepung biji nangka pada penelitian ini terbukti dapat meningkatkan total BAL sebanyak satu log sehingga tepung biji nangka dapat disebut sebagai prebiotik. Peningkatan total BAL tersebut diduga karena adanya tambahan nutrisi seperti protein, lemak, dan serat pangan yang terkandung pada tepung biji nangka. Serat pangan total yang terkandung pada tepung biji nangka sebesar 24.87 persen. Selama fermentasi, bakteri asam laktat memanfaatkan nutrisi untuk pertumbuhan dan biosintesis sel. Aktivitas utama bakteri asam laktat adalah mendegradasi karbohidrat untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk sintesis biomassa.
Dikatakan Umi, peneliti terdahulu menjelaskan jenis produk prebiotik dan probiotik pada penelitian hewan percobaan menunjukkan adanya efek antikarsinogenik kanker kolon sehingga dapat menurunkan risiko kanker kolon. Selain itu, penelitian pada hewan percobaan juga menunjukkan, bakteri probiotik Lactobacillus dan Bifidobacterium dapat menurunkan jumlah crypt foci abnormal, suatu marker untuk risiko berkembangnya kanker kolon.
Di samping itu, risiko terkena kanker kolon dapat diturunkan dengan cara peningkatan konsumsi serat makanan (termasuk prebiotik) dan probiotik. Berdasarkan hasil penelitian in vivo dan in vitro sebelumnya terdapat aktivitas antitumor dari susu fermentasi probiotik pada kanker kolon. Selain itu, hasil penelitian Darmansyah (2003) menunjukkan bahwa susu fermentasi probiotik mampu menghambat pertumbuhan sel kanker (K-562). Didukung teori tersebut, maka formula terpilih pada penelitian ini berpeluang dijadikan produk alternatif untuk mencegah kanker kolon di Indonesia.

foto pengesahan pak jokowi menjadi warga psht

foto pengesahan siswa psht di madiun


By Animart