Kamis, 10 Desember 2015

laporan prakrikum padi



                                                                                                                                                     I.             PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Padi merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia yang kebutuhannya meningkat setiap tahun sejalan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk.  Kondisi pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung.  Produksi padi di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 64.398.890 ton dan di Bangka Belitung sendiri produksi padi pada tahun 2009 yaitu 19.864 ton.  Hal ini belum sebanding dengan jumlah  penduduk  Bangka Belitung pada tahun 2009 yang mencapai 1.138.129 jiwa (BPS 2011).  Kebutuhan pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung. Produksi padi ladang pada tahun 2008 tercatat 7,778 ton atau produktivitas 1,39 ton/ha dengan areal tanam seluas 7242 ha (Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Babel 2008 dalam Bangka Pos 2009).
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi yaitu penanaman padi di lahan kering, sedangkan lahan kering di Indonesia didominasi lahan marginal seperti ultisol.  Produksi padi gogo dilahan ultisol masih banyak menimbulkan masalah, hal ini dikarenakan sifat tanah ultisol yang memiliki pH rendah, kelarutan unsur Al, Fe, dan Mn yang tinggi menyebabkan unsur P menjadi tidak larut dan tidak tersedia bagi tanaman karena terikat oleh kation tanah terutama Al dan Fe pada kondisi masam dan terfiksasi pada permukaan positif koloid tanah (liat dan oksida Al/Fe ) lewat pertukaran anion terutama dengan OH- (Hanafiah 2008).  Fosfor sebagai salah satu unsur hara makro fosfat merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP dan RNA.  Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.  Fosfor digunakan untuk merangsang pembungaan. Fosfat anorganik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Bentuk organik P terdapat sebagai fosfolipid, yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas; fitin, yang merupakan simpanan fosfat dalam biji; gula fosfat, yang merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman, nukleoprotein, komponen utama DNA, dan RNA inti sel; ATP, ADP, AMP dan senyawa sejenisnya sebagai senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme, NAD dan NADP, merupakan koenzim penting dalam proses reduksi dan oksidasi; dan FAD dan berbagai senyawa lain, yang berfungsi sebagai pelengkap enzim tanaman (Salisbury dan Ross. 1995). 
Biofertilizer dapat digunakan untuk mengefisienkan pupuk P karena berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman (Elfiati 2005).  Penelitian Handayani dan Ernita (2008), menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang tercermin dari karakter berat kering tajuk tanaman dan serapan P tanaman secara nyata.  Hasil penelitian Fitriatin et al .(2011), menunjukkan bahwa pemberian mikroba pelarut fosfat mampu meningkatkan aktivitas fosfatase tanah dan hasil tanaman padi gogo di lahan ultisol dan penggunaan Aspergillus niger pada tanaman jagung dapat meningkatkan pertumbuhan karena penambahan Aspergillus niger mampu melarutkan unsur hara P sehingga tersedia untuk tanaman, sedangkan pemberian mikroza pada tanaman jagung mampu meningkatkan penyerapan unsur hara untuk tanaman (Fitriatin et al. 2009).  Menurut Kabirun (2002), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman, lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza arbuskula.

·         PERLAKUAN TANAM PADI GOGO
Faktor P adalah tanah PMK 100% terdiri dari :
            Po: PMK 100%
            P1: PMK + pupuk kandang ayam 40 g/ polybag
            P2: PMK + pupuk dolomit 4,0 g/polybag
Faktor Z adalah konsentrasi ZPT Ziflo 99 terdiri dari:
            Zo: tanpa zpt
            Z1: 1,5 cc/liter air
            Z2: 3,0 cc/ liter air
            Z3: 4,5 cc/liter air
B. Tujuan

-          Untuk mengetahui pertumbuhan padi gogo pada tanah tanah 100% PMK
-          Mengetahui banyak anakan padi
-          Untuk mengetahui pertumbuhan padi pada perlakuan P0Z3 c









II         TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman        
            Tanaman padi termasuk golongan tanaman Gramineae atau rerumputan, yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Menurut Perdana (2010),  klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Famili              : Graminae (Poaceae)
Genus              : Oryza
Species            : Oryza sativa L.
Padi termasuk famili Gramineae dan genus Oryzae. Dari 20 spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa L. Dan Oryza glaberima Steund. Oryza sativa L. Berbeda dengan Oryza glaberima Steund karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder yang lebih panjang pada malai daun ligula. Namun, kedua spesies tersebut berasal dari leluhur yang sama yaitu Oryza parennis Moench yang berasal dari Goudwanaland. Proses evolusi kedua kultigen tersebut berkembang menjadi 3 ras ekogeografik yaitu sinic (japonica), indica dan javanica (Suparyono dan Agus, 2000).
            Daun padi tumbuh pada buku-buku dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah daun (ligula). Daun yang paling atas memiliki ukuran terpendek dan disebut daun bendera. Daun keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang. Jumlah daun tanaman tergantung varietas. Varietas unggul umumnya memiliki 14-18 daun.
            Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapa. Setelah memasuki stadia reproduktif, ruas-ruas memanjang, ruas batang makin ke bawah makin pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder. Selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan (Suparyono dan Setyono, 1996).
            Akar padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer, radikula). Akar lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air, serta untuk pernafasan
(Suparyono dan Setyono, 1996).
Bunga padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki
satu floret, setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol (Wikipedia, 2011).
Syarat Tumbuh
·         Iklim
            Iklim menentukan kehidupan tanaman, termasuk pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat yang diperlukan untuk pertumbbuhan padi gogo yang bai adalah 0-1300 meter dari permukaan laut. Ketinggian tempat berkaitan dengan suhu udara sehingga untuk pertumbuhan padi gogo yang baik adalah pada suhu 15-30oC. Sedangkan curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuahan padi gogo 60-1200 mm/tahun selama fase pertumbuhan (AAK, 1990).
·         Tanah
            Padi gogo juga memerlukan tanah yang cukup subur dan gembur meskipun tanpa pengairan. Harus dibuat drainase atau pembuangan air yang baik, guna mengatasi banyaknya air hujan. Tanah yang cocok untuk pertanaman padi gogo adalah tanah Alluvial (endapan), Latosol (tanah merah) dan Grumosol (AAK, 1990).
Varietas Padi Gogo (O. sativa)
            Cukup banyak varietas padi gogo yang telah dikenal petani. Berdasarkan umurnya dikenal padi gogo berumur genjah, sedang dan dalam. Padi gogo genjah merupakan jenis padi gogo yang umurnya , 110 hari. Padi gogo umur sedang berusia antara 110-124 hari. Padi gogo umur dalam memiliki usia 125 hari (Prasetyo, 2007).
Salah satu varietas baru padi gogo yang potensial adalah situ patenggang yang berumur genjah, produksi tinggi, rasa nasi pulen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, hasil 3,6-5,6 ton/ha dan umur 110-120 hari (Ooy Lesmana et al, 2002) (http://jateng.litbang.deptan.go.id, 2011).
Pengendalian Gulma
            Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan atau mengurangi pertumbuhan populasi gulma sehingga penurunan hasil yang diakibatkannya secara ekonomi menjadi tidak berarti (Triharso, 2010).
            Penurunan produksi pangan khususnya padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %. Di Indonesia pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari (http://pustaka.litbang.deptan.go.id, 2011).
             
             


III. BAHAN DAN METODE
A.                Tempat Dan Waktu
            Peraktek ini dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas Islam Riau. Jalan khairudin Nasution KM 11, kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbar. Pratikum ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret sampai Mei 2014.
B.                 Bahan Dan Alat
            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah cangkul, gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih  padi, polibeg, pupuk kandang.
C.                Pelaksanaan Pratikum
1.      Persiapan lahan Dan Media Tanam Dalam Polibag
            Sebelum penanaman lahan dibersihkan kemudian isi polibag dengan tanah PMK dengan campuran pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 polibag yang digunakan ialah polibag yang berukuran besar dan media tanam diletakan di lahan yang telah dibersihkan tadi sebanyak 4 polibag.
2.      Penanaman
            Penanaman dilakukan setelah media tanam telah tersedia sebanyak 4 polibag, kemudian tanam benih padi. dan masing masing polibag diisi dengan satu bibit.





IV. PEMBAHASAN
A.    POTENSI LAHAN KERING (PMK)
            Pengertian lahan kering adalah lahan yang pengairannya bergantung pada
turunnya hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis ataupun setengah teknis. Termasuk dalam pengertian ini adalah lading, tanah tegalan, pekarangan, padang alang – alang, padang gembalaan, semak – semak dan lahan kritis.
            Dilihat dari segi iklim, lahan kering dibedakan menjadi lahan keringg beriklim basah serta lahan kering beriklim kering. Lahan kering beriklm basah ditandai dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan penyebarannya relati merata. Lahan kering ini kebanyakan didominasi tanah podosolik merah kuning ( PMK ) yang kondisi kesuburannya rendah. Lahan kering beriklim basah terdiri dari lahan kering tipe A dengan jumlah bulan basah di atas  bulan dan lahn kering bertipe B dengan jumlah bulan basah antara 7 – 9 bulan. Adapun lahan kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm pertahun selama 3 – 4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.
B. MUNCULNYA ANAKAN PADI
            Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang.

Bibit ini menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder, demikian seterusnya hingga anakan maksimal.

Pada fase ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4 cm sebelum pembentukan malai.
C. PERTUMBUHAN PADI FAKTOR P0Z3
            Pertumbuhan padi menggunakan sistem perlakuan PMK 100% + ZPT 4,5cc/liter air mengalami pertumbuhan yang sangat bagus yaitu dengan batang yangbesar dan menjulang tinggi dari parameter pengamatan yang saya lakukan mendapat sebuah data seperti berikut:
Ø  Tanggal 2 mei 2015 kegiatan saya disini adalah menanam benih padi gogo di 4 polybag berisi tanah PMK 100%
Ø  Tanggal 7 mei 2015 kegiatan saya adalah membersihkan area polybag dan mengamati pertumbuhan padi gogo
Ø  Kamis 21 mei 2015 kegiatan yang say lakukan adalah memilih salah satu benih yang akan di jadikan sampel pengamatan, sekaligus pemberian ZPT Ziflo 99 dengan dosis 4,5 cc/liter air.
Ø  Kamis 28 mei 2015 kegiatan yang saya lakukan adalah menghitung jumlah anakan padi sekaligus mengukur tinggi tanaman padi.
                                              1.            Sampel 1 = 3 anakan padi , tinggi = 23 cm.
                                              2.            Sampel 2 = 2 anakan padi, tinggi = 25 cm
                                              3.            Sampel 3 = 2 anakan padi, tinggi = 23 cm
                                              4.            Sampel 4 = 3 anakan padi, tinggi = 28 cm

·         Pemeliharaan
Sama seperti pertanaman padi sawah, pertanaman padi gogo juga banyak ganguan dari tanaman dan luar tanaman itu sendiri. Kekurangan air merupakan gangguan yang paling menonjol dalam bertanam padi gogo. Karena itu perencanaan waktu tanam amat penting diperhatikan. Pola sebaran hujan perlu dicermati dan pemilihan varietas umur pendek juga harus dipertimbangkan mengingat banyak daerah yang mempunyai bulan basah berurutan yang pendek.Untuk keberhasilan pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.


V. PENUTUP
A. Kesimpulan
                  Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan kering.pada saat ini, budidaya padi gogo tengah mendapatkan perhatian lebih dibandingkan waktu – waktu yang lalu. Hal ini erat kaitannya dengan pemberdayaan lahan kering.

B. Saran
·                 dengan adanya praktikum ini saya lebih mengerti adanya sistem penanaman padi dilahan kering, dengan adanya praktikum ini juga saya bisa mendapat pengetahuan baru tentang padi gogo, jika ada waktu lebih mungkin  mas asisten bisa lebih banyak mengajari kami tentang padi gogo namun mungkin keterbatasan waktu mas asisten tidak secara detail memberi ajaran. Namun saya sudah senang karna mas asisten bersikap baik kepada kami, itu adalah nilai lebih yang saya dapatkan dipraktikum ini.







DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Sumbar. 2010. Bertanam Padi Gogo dengan Pendekatan Model PTT.       http://www.dipertahor-sumbar.web.id/index.html. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
E.Lubis dkk. 2007. Toleransi Galur Padi Gogo Terhadap Cekaman Abiotik. Jurnal             Apresiasi hasil penelitian padi.balitpa.blogspot.
Prasetyo 2003.Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penerbit Penebar Sewadaya. Jakarta.
Suprihatno, B., et al, 2007. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman          Padi. http://bbpadi.litbang.deptan.go. dikunjungi pada 10 juni 2015 pukul            20.00 wib
Toha M. Husain, 2008. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui Inovasi Teknologi dan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu .             http://bbpadi.litbang.deptan.go. Dikunjungi pada 10 juni 2015.
            Umar Hamzah. 2007. Prospek pemanfaatan lahan kering dalam rangka        mendukung Ketahanan pangan nasional. blogspot. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015    pukul 22.00 wib.







DOKUMENTASI
           

           
Ini adalah ke 4 sampel padi gogo dengan perlakuan P0Z3


                                                                                                                                                     I.             PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Padi merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia yang kebutuhannya meningkat setiap tahun sejalan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk.  Kondisi pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung.  Produksi padi di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 64.398.890 ton dan di Bangka Belitung sendiri produksi padi pada tahun 2009 yaitu 19.864 ton.  Hal ini belum sebanding dengan jumlah  penduduk  Bangka Belitung pada tahun 2009 yang mencapai 1.138.129 jiwa (BPS 2011).  Kebutuhan pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung. Produksi padi ladang pada tahun 2008 tercatat 7,778 ton atau produktivitas 1,39 ton/ha dengan areal tanam seluas 7242 ha (Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Babel 2008 dalam Bangka Pos 2009).
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi yaitu penanaman padi di lahan kering, sedangkan lahan kering di Indonesia didominasi lahan marginal seperti ultisol.  Produksi padi gogo dilahan ultisol masih banyak menimbulkan masalah, hal ini dikarenakan sifat tanah ultisol yang memiliki pH rendah, kelarutan unsur Al, Fe, dan Mn yang tinggi menyebabkan unsur P menjadi tidak larut dan tidak tersedia bagi tanaman karena terikat oleh kation tanah terutama Al dan Fe pada kondisi masam dan terfiksasi pada permukaan positif koloid tanah (liat dan oksida Al/Fe ) lewat pertukaran anion terutama dengan OH- (Hanafiah 2008).  Fosfor sebagai salah satu unsur hara makro fosfat merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP dan RNA.  Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.  Fosfor digunakan untuk merangsang pembungaan. Fosfat anorganik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Bentuk organik P terdapat sebagai fosfolipid, yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas; fitin, yang merupakan simpanan fosfat dalam biji; gula fosfat, yang merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman, nukleoprotein, komponen utama DNA, dan RNA inti sel; ATP, ADP, AMP dan senyawa sejenisnya sebagai senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme, NAD dan NADP, merupakan koenzim penting dalam proses reduksi dan oksidasi; dan FAD dan berbagai senyawa lain, yang berfungsi sebagai pelengkap enzim tanaman (Salisbury dan Ross. 1995). 
Biofertilizer dapat digunakan untuk mengefisienkan pupuk P karena berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman (Elfiati 2005).  Penelitian Handayani dan Ernita (2008), menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang tercermin dari karakter berat kering tajuk tanaman dan serapan P tanaman secara nyata.  Hasil penelitian Fitriatin et al .(2011), menunjukkan bahwa pemberian mikroba pelarut fosfat mampu meningkatkan aktivitas fosfatase tanah dan hasil tanaman padi gogo di lahan ultisol dan penggunaan Aspergillus niger pada tanaman jagung dapat meningkatkan pertumbuhan karena penambahan Aspergillus niger mampu melarutkan unsur hara P sehingga tersedia untuk tanaman, sedangkan pemberian mikroza pada tanaman jagung mampu meningkatkan penyerapan unsur hara untuk tanaman (Fitriatin et al. 2009).  Menurut Kabirun (2002), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman, lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza arbuskula.

·         PERLAKUAN TANAM PADI GOGO
Faktor P adalah tanah PMK 100% terdiri dari :
            Po: PMK 100%
            P1: PMK + pupuk kandang ayam 40 g/ polybag
            P2: PMK + pupuk dolomit 4,0 g/polybag
Faktor Z adalah konsentrasi ZPT Ziflo 99 terdiri dari:
            Zo: tanpa zpt
            Z1: 1,5 cc/liter air
            Z2: 3,0 cc/ liter air
            Z3: 4,5 cc/liter air
B. Tujuan

-          Untuk mengetahui pertumbuhan padi gogo pada tanah tanah 100% PMK
-          Mengetahui banyak anakan padi
-          Untuk mengetahui pertumbuhan padi pada perlakuan P0Z3 c









II         TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman        
            Tanaman padi termasuk golongan tanaman Gramineae atau rerumputan, yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Menurut Perdana (2010),  klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Famili              : Graminae (Poaceae)
Genus              : Oryza
Species            : Oryza sativa L.
Padi termasuk famili Gramineae dan genus Oryzae. Dari 20 spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa L. Dan Oryza glaberima Steund. Oryza sativa L. Berbeda dengan Oryza glaberima Steund karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder yang lebih panjang pada malai daun ligula. Namun, kedua spesies tersebut berasal dari leluhur yang sama yaitu Oryza parennis Moench yang berasal dari Goudwanaland. Proses evolusi kedua kultigen tersebut berkembang menjadi 3 ras ekogeografik yaitu sinic (japonica), indica dan javanica (Suparyono dan Agus, 2000).
            Daun padi tumbuh pada buku-buku dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah daun (ligula). Daun yang paling atas memiliki ukuran terpendek dan disebut daun bendera. Daun keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang. Jumlah daun tanaman tergantung varietas. Varietas unggul umumnya memiliki 14-18 daun.
            Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapa. Setelah memasuki stadia reproduktif, ruas-ruas memanjang, ruas batang makin ke bawah makin pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder. Selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan (Suparyono dan Setyono, 1996).
            Akar padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer, radikula). Akar lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air, serta untuk pernafasan
(Suparyono dan Setyono, 1996).
Bunga padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki
satu floret, setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol (Wikipedia, 2011).
Syarat Tumbuh
·         Iklim
            Iklim menentukan kehidupan tanaman, termasuk pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat yang diperlukan untuk pertumbbuhan padi gogo yang bai adalah 0-1300 meter dari permukaan laut. Ketinggian tempat berkaitan dengan suhu udara sehingga untuk pertumbuhan padi gogo yang baik adalah pada suhu 15-30oC. Sedangkan curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuahan padi gogo 60-1200 mm/tahun selama fase pertumbuhan (AAK, 1990).
·         Tanah
            Padi gogo juga memerlukan tanah yang cukup subur dan gembur meskipun tanpa pengairan. Harus dibuat drainase atau pembuangan air yang baik, guna mengatasi banyaknya air hujan. Tanah yang cocok untuk pertanaman padi gogo adalah tanah Alluvial (endapan), Latosol (tanah merah) dan Grumosol (AAK, 1990).
Varietas Padi Gogo (O. sativa)
            Cukup banyak varietas padi gogo yang telah dikenal petani. Berdasarkan umurnya dikenal padi gogo berumur genjah, sedang dan dalam. Padi gogo genjah merupakan jenis padi gogo yang umurnya , 110 hari. Padi gogo umur sedang berusia antara 110-124 hari. Padi gogo umur dalam memiliki usia 125 hari (Prasetyo, 2007).
Salah satu varietas baru padi gogo yang potensial adalah situ patenggang yang berumur genjah, produksi tinggi, rasa nasi pulen, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, hasil 3,6-5,6 ton/ha dan umur 110-120 hari (Ooy Lesmana et al, 2002) (http://jateng.litbang.deptan.go.id, 2011).
Pengendalian Gulma
            Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan atau mengurangi pertumbuhan populasi gulma sehingga penurunan hasil yang diakibatkannya secara ekonomi menjadi tidak berarti (Triharso, 2010).
            Penurunan produksi pangan khususnya padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %. Di Indonesia pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari (http://pustaka.litbang.deptan.go.id, 2011).
             
             


III. BAHAN DAN METODE
A.                Tempat Dan Waktu
            Peraktek ini dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas Islam Riau. Jalan khairudin Nasution KM 11, kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbar. Pratikum ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret sampai Mei 2014.
B.                 Bahan Dan Alat
            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah cangkul, gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih  padi, polibeg, pupuk kandang.
C.                Pelaksanaan Pratikum
1.      Persiapan lahan Dan Media Tanam Dalam Polibag
            Sebelum penanaman lahan dibersihkan kemudian isi polibag dengan tanah PMK dengan campuran pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 polibag yang digunakan ialah polibag yang berukuran besar dan media tanam diletakan di lahan yang telah dibersihkan tadi sebanyak 4 polibag.
2.      Penanaman
            Penanaman dilakukan setelah media tanam telah tersedia sebanyak 4 polibag, kemudian tanam benih padi. dan masing masing polibag diisi dengan satu bibit.





IV. PEMBAHASAN
A.    POTENSI LAHAN KERING (PMK)
            Pengertian lahan kering adalah lahan yang pengairannya bergantung pada
turunnya hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis ataupun setengah teknis. Termasuk dalam pengertian ini adalah lading, tanah tegalan, pekarangan, padang alang – alang, padang gembalaan, semak – semak dan lahan kritis.
            Dilihat dari segi iklim, lahan kering dibedakan menjadi lahan keringg beriklim basah serta lahan kering beriklim kering. Lahan kering beriklm basah ditandai dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan penyebarannya relati merata. Lahan kering ini kebanyakan didominasi tanah podosolik merah kuning ( PMK ) yang kondisi kesuburannya rendah. Lahan kering beriklim basah terdiri dari lahan kering tipe A dengan jumlah bulan basah di atas  bulan dan lahn kering bertipe B dengan jumlah bulan basah antara 7 – 9 bulan. Adapun lahan kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm pertahun selama 3 – 4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.
B. MUNCULNYA ANAKAN PADI
            Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang.

Bibit ini menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder, demikian seterusnya hingga anakan maksimal.

Pada fase ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4 cm sebelum pembentukan malai.
C. PERTUMBUHAN PADI FAKTOR P0Z3
            Pertumbuhan padi menggunakan sistem perlakuan PMK 100% + ZPT 4,5cc/liter air mengalami pertumbuhan yang sangat bagus yaitu dengan batang yangbesar dan menjulang tinggi dari parameter pengamatan yang saya lakukan mendapat sebuah data seperti berikut:
Ø  Tanggal 2 mei 2015 kegiatan saya disini adalah menanam benih padi gogo di 4 polybag berisi tanah PMK 100%
Ø  Tanggal 7 mei 2015 kegiatan saya adalah membersihkan area polybag dan mengamati pertumbuhan padi gogo
Ø  Kamis 21 mei 2015 kegiatan yang say lakukan adalah memilih salah satu benih yang akan di jadikan sampel pengamatan, sekaligus pemberian ZPT Ziflo 99 dengan dosis 4,5 cc/liter air.
Ø  Kamis 28 mei 2015 kegiatan yang saya lakukan adalah menghitung jumlah anakan padi sekaligus mengukur tinggi tanaman padi.
                                              1.            Sampel 1 = 3 anakan padi , tinggi = 23 cm.
                                              2.            Sampel 2 = 2 anakan padi, tinggi = 25 cm
                                              3.            Sampel 3 = 2 anakan padi, tinggi = 23 cm
                                              4.            Sampel 4 = 3 anakan padi, tinggi = 28 cm

·         Pemeliharaan
Sama seperti pertanaman padi sawah, pertanaman padi gogo juga banyak ganguan dari tanaman dan luar tanaman itu sendiri. Kekurangan air merupakan gangguan yang paling menonjol dalam bertanam padi gogo. Karena itu perencanaan waktu tanam amat penting diperhatikan. Pola sebaran hujan perlu dicermati dan pemilihan varietas umur pendek juga harus dipertimbangkan mengingat banyak daerah yang mempunyai bulan basah berurutan yang pendek.Untuk keberhasilan pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.


V. PENUTUP
A. Kesimpulan
                  Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan kering.pada saat ini, budidaya padi gogo tengah mendapatkan perhatian lebih dibandingkan waktu – waktu yang lalu. Hal ini erat kaitannya dengan pemberdayaan lahan kering.

B. Saran
·                 dengan adanya praktikum ini saya lebih mengerti adanya sistem penanaman padi dilahan kering, dengan adanya praktikum ini juga saya bisa mendapat pengetahuan baru tentang padi gogo, jika ada waktu lebih mungkin  mas asisten bisa lebih banyak mengajari kami tentang padi gogo namun mungkin keterbatasan waktu mas asisten tidak secara detail memberi ajaran. Namun saya sudah senang karna mas asisten bersikap baik kepada kami, itu adalah nilai lebih yang saya dapatkan dipraktikum ini.







DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Sumbar. 2010. Bertanam Padi Gogo dengan Pendekatan Model PTT.       http://www.dipertahor-sumbar.web.id/index.html. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
E.Lubis dkk. 2007. Toleransi Galur Padi Gogo Terhadap Cekaman Abiotik. Jurnal             Apresiasi hasil penelitian padi.balitpa.blogspot.
Prasetyo 2003.Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penerbit Penebar Sewadaya. Jakarta.
Suprihatno, B., et al, 2007. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman          Padi. http://bbpadi.litbang.deptan.go. dikunjungi pada 10 juni 2015 pukul            20.00 wib
Toha M. Husain, 2008. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui Inovasi Teknologi dan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu .             http://bbpadi.litbang.deptan.go. Dikunjungi pada 10 juni 2015.
            Umar Hamzah. 2007. Prospek pemanfaatan lahan kering dalam rangka        mendukung Ketahanan pangan nasional. blogspot. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015    pukul 22.00 wib.







DOKUMENTASI
           

           
Ini adalah ke 4 sampel padi gogo dengan perlakuan P0Z3

0 komentar:


By Animart