I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Padi merupakan makanan pokok utama masyarakat
Indonesia yang kebutuhannya meningkat setiap tahun sejalan meningkatnya
pertumbuhan jumlah penduduk. Kondisi
pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari
luar Bangka Belitung. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 64.398.890 ton
dan di Bangka Belitung sendiri produksi padi pada tahun 2009 yaitu
19.864 ton. Hal ini
belum sebanding dengan jumlah
penduduk Bangka Belitung pada
tahun 2009 yang mencapai 1.138.129 jiwa (BPS 2011). Kebutuhan pangan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung. Produksi padi
ladang pada tahun 2008 tercatat 7,778 ton atau produktivitas 1,39 ton/ha dengan
areal tanam seluas 7242 ha (Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Provinsi
Kepulauan Babel 2008 dalam Bangka Pos 2009).
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi
yaitu penanaman padi di lahan kering, sedangkan lahan kering di Indonesia
didominasi lahan marginal seperti ultisol.
Produksi padi gogo dilahan ultisol masih banyak menimbulkan masalah, hal
ini dikarenakan sifat tanah ultisol yang memiliki pH rendah, kelarutan unsur
Al, Fe, dan Mn yang tinggi menyebabkan unsur P menjadi tidak larut dan tidak
tersedia bagi tanaman karena terikat oleh kation tanah terutama Al dan Fe pada
kondisi masam dan terfiksasi pada permukaan positif koloid tanah (liat dan
oksida Al/Fe ) lewat pertukaran anion terutama dengan OH- (Hanafiah
2008). Fosfor sebagai salah satu unsur
hara makro fosfat merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP dan
RNA. Unsur P juga berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.
Fosfor digunakan untuk merangsang pembungaan. Fosfat anorganik banyak
terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Bentuk
organik P terdapat sebagai fosfolipid, yang merupakan komponen membran
sitoplasma dan kloroplas; fitin, yang merupakan simpanan fosfat dalam biji;
gula fosfat, yang merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme
tanaman, nukleoprotein, komponen utama DNA, dan RNA inti sel; ATP, ADP, AMP dan
senyawa sejenisnya sebagai senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme, NAD dan
NADP, merupakan koenzim penting dalam proses reduksi dan oksidasi; dan FAD dan
berbagai senyawa lain, yang berfungsi sebagai pelengkap enzim tanaman
(Salisbury dan Ross. 1995).
Biofertilizer dapat
digunakan untuk mengefisienkan pupuk P karena berperan dalam melarutkan P dan
membantu penyerapan hara P oleh tanaman (Elfiati 2005). Penelitian Handayani dan Ernita (2008),
menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman yang tercermin dari karakter berat kering tajuk tanaman dan
serapan P tanaman secara nyata. Hasil
penelitian Fitriatin et al .(2011),
menunjukkan bahwa pemberian mikroba pelarut fosfat mampu meningkatkan aktivitas
fosfatase tanah dan hasil tanaman padi gogo di lahan ultisol dan penggunaan Aspergillus
niger pada tanaman jagung dapat meningkatkan pertumbuhan karena penambahan Aspergillus
niger mampu melarutkan unsur hara P sehingga tersedia untuk tanaman,
sedangkan pemberian mikroza pada tanaman jagung mampu meningkatkan penyerapan
unsur hara untuk tanaman (Fitriatin et al. 2009). Menurut Kabirun (2002), dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan, serapan P dan hasil
tanaman, lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza
arbuskula.
·
PERLAKUAN
TANAM PADI GOGO
Faktor P adalah tanah PMK 100% terdiri dari :
Po:
PMK 100%
P1:
PMK + pupuk kandang ayam 40 g/ polybag
P2:
PMK + pupuk dolomit 4,0 g/polybag
Faktor Z adalah konsentrasi ZPT Ziflo 99 terdiri
dari:
Zo:
tanpa zpt
Z1:
1,5 cc/liter air
Z2:
3,0 cc/ liter air
Z3:
4,5 cc/liter air
B. Tujuan
-
Untuk mengetahui pertumbuhan padi gogo pada tanah tanah 100%
PMK
-
Mengetahui banyak anakan padi
-
Untuk mengetahui pertumbuhan padi pada perlakuan P0Z3 c
II TINJAUAN
PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman padi termasuk golongan tanaman Gramineae atau rerumputan, yang
ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Menurut Perdana
(2010), klasifikasi botani tanaman padi
adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Famili
: Graminae (Poaceae)
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Padi termasuk famili Gramineae dan genus Oryzae. Dari
20 spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa
L. Dan Oryza glaberima Steund. Oryza sativa L. Berbeda dengan Oryza glaberima
Steund karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder yang lebih panjang
pada malai daun ligula. Namun, kedua spesies tersebut berasal dari leluhur yang
sama yaitu Oryza parennis Moench yang berasal dari Goudwanaland. Proses evolusi
kedua kultigen tersebut berkembang menjadi 3 ras ekogeografik yaitu sinic
(japonica), indica dan javanica (Suparyono dan Agus, 2000).
Daun padi tumbuh pada buku-buku
dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari
pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah daun (ligula).
Daun yang paling atas memiliki ukuran terpendek dan disebut daun bendera. Daun
keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang. Jumlah daun tanaman
tergantung varietas. Varietas unggul umumnya memiliki 14-18 daun.
Batang padi berbentuk bulat,
berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal
pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapa. Setelah memasuki
stadia reproduktif, ruas-ruas memanjang, ruas batang makin ke bawah makin
pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder.
Selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya.
Peristiwa ini disebut pertunasan (Suparyono dan Setyono, 1996).
Akar padi tergolong akar serabut.
Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer, radikula). Akar
lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki
pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman
padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air, serta untuk
pernafasan
(Suparyono
dan Setyono, 1996).
Bunga
padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret tersusun
dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki
satu floret, setiap bunga padi memiliki enam kepala
sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol
(Wikipedia, 2011).
Syarat
Tumbuh
·
Iklim
Iklim menentukan kehidupan tanaman,
termasuk pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat yang diperlukan untuk
pertumbbuhan padi gogo yang bai adalah 0-1300 meter dari permukaan laut.
Ketinggian tempat berkaitan dengan suhu udara sehingga untuk pertumbuhan padi
gogo yang baik adalah pada suhu 15-30oC. Sedangkan curah hujan yang diperlukan
untuk pertumbuahan padi gogo 60-1200 mm/tahun selama fase pertumbuhan (AAK,
1990).
·
Tanah
Padi gogo juga memerlukan tanah yang cukup subur dan
gembur meskipun tanpa pengairan. Harus dibuat drainase atau pembuangan air yang
baik, guna mengatasi banyaknya air hujan. Tanah yang cocok untuk pertanaman
padi gogo adalah tanah Alluvial (endapan), Latosol (tanah merah) dan Grumosol
(AAK, 1990).
Varietas Padi Gogo (O. sativa)
Cukup banyak varietas padi gogo yang
telah dikenal petani. Berdasarkan umurnya dikenal padi gogo berumur genjah,
sedang dan dalam. Padi gogo genjah merupakan jenis padi gogo yang umurnya , 110
hari. Padi gogo umur sedang berusia antara 110-124 hari. Padi gogo umur dalam
memiliki usia 125 hari (Prasetyo, 2007).
Salah
satu varietas baru padi gogo yang potensial adalah situ patenggang yang berumur
genjah, produksi tinggi, rasa nasi pulen, tahan terhadap wereng coklat biotipe
2 dan 3, hasil 3,6-5,6 ton/ha dan umur 110-120 hari (Ooy Lesmana et al, 2002)
(http://jateng.litbang.deptan.go.id, 2011).
Pengendalian
Gulma
Pengendalian gulma dimaksudkan untuk
menekan atau mengurangi pertumbuhan populasi gulma sehingga penurunan hasil
yang diakibatkannya secara ekonomi menjadi tidak berarti (Triharso, 2010).
Penurunan produksi pangan khususnya
padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang
lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan
gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %. Di Indonesia
pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut
gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali
penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan
penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari (http://pustaka.litbang.deptan.go.id,
2011).
III. BAHAN DAN METODE
A.
Tempat Dan Waktu
Peraktek ini
dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas Islam Riau. Jalan
khairudin Nasution KM 11, kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbar. Pratikum ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret
sampai Mei 2014.
B.
Bahan Dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
adalah cangkul, gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih padi, polibeg, pupuk kandang.
C.
Pelaksanaan Pratikum
1. Persiapan lahan Dan Media Tanam Dalam Polibag
Sebelum penanaman lahan
dibersihkan kemudian isi polibag dengan tanah PMK dengan campuran pupuk kandang
dengan perbandingan 2:1 polibag yang digunakan ialah polibag yang berukuran besar dan media tanam diletakan di lahan yang
telah dibersihkan tadi sebanyak 4 polibag.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan
setelah media tanam telah tersedia sebanyak 4 polibag, kemudian tanam benih
padi. dan masing masing polibag diisi dengan satu bibit.
IV.
PEMBAHASAN
A.
POTENSI
LAHAN KERING (PMK)
Pengertian lahan kering adalah lahan
yang pengairannya bergantung pada
turunnya
hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis ataupun setengah
teknis. Termasuk dalam pengertian ini adalah lading, tanah tegalan, pekarangan,
padang alang – alang, padang gembalaan, semak – semak dan lahan kritis.
Dilihat dari segi iklim, lahan kering dibedakan menjadi lahan keringg beriklim
basah serta lahan kering beriklim kering. Lahan kering beriklm basah ditandai
dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan penyebarannya relati
merata. Lahan kering ini kebanyakan didominasi tanah podosolik merah kuning (
PMK ) yang kondisi kesuburannya rendah. Lahan kering beriklim basah terdiri
dari lahan kering tipe A dengan jumlah bulan basah di atas bulan dan lahn
kering bertipe B dengan jumlah bulan basah antara 7 – 9 bulan. Adapun lahan
kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm pertahun
selama 3 – 4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.
B. MUNCULNYA ANAKAN PADI
Setelah kemunculan daun kelima,
tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru.
Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan
tempat daun serta tumbuh dan berkembang.
Bibit ini
menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan
daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder,
demikian seterusnya hingga anakan maksimal.
Pada fase
ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul
dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang
tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan
batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4
cm sebelum pembentukan malai.
C. PERTUMBUHAN PADI FAKTOR P0Z3
Pertumbuhan padi menggunakan sistem
perlakuan PMK 100% + ZPT 4,5cc/liter air mengalami pertumbuhan yang sangat
bagus yaitu dengan batang yangbesar dan menjulang tinggi dari parameter pengamatan
yang saya lakukan mendapat sebuah data seperti berikut:
Ø
Tanggal 2 mei 2015 kegiatan saya
disini adalah menanam benih padi gogo di 4 polybag berisi tanah PMK 100%
Ø
Tanggal 7 mei 2015 kegiatan saya
adalah membersihkan area polybag dan mengamati pertumbuhan padi gogo
Ø
Kamis 21 mei 2015 kegiatan yang
say lakukan adalah memilih salah satu benih yang akan di jadikan sampel
pengamatan, sekaligus pemberian ZPT Ziflo 99 dengan dosis 4,5 cc/liter air.
Ø
Kamis 28 mei 2015 kegiatan yang
saya lakukan adalah menghitung jumlah anakan padi sekaligus mengukur tinggi
tanaman padi.
1.
Sampel 1 = 3 anakan padi , tinggi
= 23 cm.
2.
Sampel 2 = 2 anakan padi, tinggi
= 25 cm
3.
Sampel 3 = 2 anakan padi, tinggi
= 23 cm
4.
Sampel 4 = 3 anakan padi, tinggi
= 28 cm
·
Pemeliharaan
Sama seperti pertanaman padi sawah, pertanaman padi gogo juga banyak
ganguan dari tanaman dan luar tanaman itu sendiri. Kekurangan air merupakan
gangguan yang paling menonjol dalam bertanam padi gogo. Karena itu perencanaan
waktu tanam amat penting diperhatikan. Pola sebaran hujan perlu dicermati dan
pemilihan varietas umur pendek juga harus dipertimbangkan mengingat banyak
daerah yang mempunyai bulan basah berurutan yang pendek.Untuk keberhasilan
pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Padi
gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan
kering.pada saat ini, budidaya padi gogo tengah mendapatkan perhatian lebih
dibandingkan waktu – waktu yang lalu. Hal ini erat kaitannya dengan
pemberdayaan lahan kering.
B. Saran
· dengan
adanya praktikum ini saya lebih mengerti adanya sistem penanaman padi dilahan
kering, dengan adanya praktikum ini juga saya bisa mendapat pengetahuan baru
tentang padi gogo, jika ada waktu lebih mungkin
mas asisten bisa lebih banyak mengajari kami tentang padi gogo namun
mungkin keterbatasan waktu mas asisten tidak secara detail memberi ajaran.
Namun saya sudah senang karna mas asisten bersikap baik kepada kami, itu adalah
nilai lebih yang saya dapatkan dipraktikum ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dinas
Pertanian Sumbar. 2010. Bertanam Padi Gogo dengan Pendekatan Model PTT. http://www.dipertahor-sumbar.web.id/index.html. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
E.Lubis dkk. 2007. Toleransi Galur Padi Gogo Terhadap Cekaman Abiotik.
Jurnal Apresiasi hasil penelitian padi.balitpa.blogspot.
Prasetyo 2003.Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penerbit Penebar
Sewadaya. Jakarta.
Suprihatno,
B., et al, 2007. Deskripsi
Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
http://bbpadi.litbang.deptan.go. dikunjungi pada 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
Toha M.
Husain, 2008. Pengembangan dan Peningkatan
Produktivitas Padi Gogo melalui Inovasi
Teknologi dan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu . http://bbpadi.litbang.deptan.go.
Dikunjungi pada 10 juni 2015.
Umar Hamzah. 2007. Prospek
pemanfaatan lahan kering dalam rangka mendukung
Ketahanan pangan nasional. blogspot. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 22.00 wib.
DOKUMENTASI
Ini adalah ke 4 sampel
padi gogo dengan perlakuan P0Z3
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Padi merupakan makanan pokok utama masyarakat
Indonesia yang kebutuhannya meningkat setiap tahun sejalan meningkatnya
pertumbuhan jumlah penduduk. Kondisi
pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar masih di pasok dari
luar Bangka Belitung. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 64.398.890 ton
dan di Bangka Belitung sendiri produksi padi pada tahun 2009 yaitu
19.864 ton. Hal ini
belum sebanding dengan jumlah
penduduk Bangka Belitung pada
tahun 2009 yang mencapai 1.138.129 jiwa (BPS 2011). Kebutuhan pangan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar masih di pasok dari luar Bangka Belitung. Produksi padi
ladang pada tahun 2008 tercatat 7,778 ton atau produktivitas 1,39 ton/ha dengan
areal tanam seluas 7242 ha (Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Provinsi
Kepulauan Babel 2008 dalam Bangka Pos 2009).
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi
yaitu penanaman padi di lahan kering, sedangkan lahan kering di Indonesia
didominasi lahan marginal seperti ultisol.
Produksi padi gogo dilahan ultisol masih banyak menimbulkan masalah, hal
ini dikarenakan sifat tanah ultisol yang memiliki pH rendah, kelarutan unsur
Al, Fe, dan Mn yang tinggi menyebabkan unsur P menjadi tidak larut dan tidak
tersedia bagi tanaman karena terikat oleh kation tanah terutama Al dan Fe pada
kondisi masam dan terfiksasi pada permukaan positif koloid tanah (liat dan
oksida Al/Fe ) lewat pertukaran anion terutama dengan OH- (Hanafiah
2008). Fosfor sebagai salah satu unsur
hara makro fosfat merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP dan
RNA. Unsur P juga berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.
Fosfor digunakan untuk merangsang pembungaan. Fosfat anorganik banyak
terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Bentuk
organik P terdapat sebagai fosfolipid, yang merupakan komponen membran
sitoplasma dan kloroplas; fitin, yang merupakan simpanan fosfat dalam biji;
gula fosfat, yang merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme
tanaman, nukleoprotein, komponen utama DNA, dan RNA inti sel; ATP, ADP, AMP dan
senyawa sejenisnya sebagai senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme, NAD dan
NADP, merupakan koenzim penting dalam proses reduksi dan oksidasi; dan FAD dan
berbagai senyawa lain, yang berfungsi sebagai pelengkap enzim tanaman
(Salisbury dan Ross. 1995).
Biofertilizer dapat
digunakan untuk mengefisienkan pupuk P karena berperan dalam melarutkan P dan
membantu penyerapan hara P oleh tanaman (Elfiati 2005). Penelitian Handayani dan Ernita (2008),
menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman yang tercermin dari karakter berat kering tajuk tanaman dan
serapan P tanaman secara nyata. Hasil
penelitian Fitriatin et al .(2011),
menunjukkan bahwa pemberian mikroba pelarut fosfat mampu meningkatkan aktivitas
fosfatase tanah dan hasil tanaman padi gogo di lahan ultisol dan penggunaan Aspergillus
niger pada tanaman jagung dapat meningkatkan pertumbuhan karena penambahan Aspergillus
niger mampu melarutkan unsur hara P sehingga tersedia untuk tanaman,
sedangkan pemberian mikroza pada tanaman jagung mampu meningkatkan penyerapan
unsur hara untuk tanaman (Fitriatin et al. 2009). Menurut Kabirun (2002), dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan, serapan P dan hasil
tanaman, lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza
arbuskula.
·
PERLAKUAN
TANAM PADI GOGO
Faktor P adalah tanah PMK 100% terdiri dari :
Po:
PMK 100%
P1:
PMK + pupuk kandang ayam 40 g/ polybag
P2:
PMK + pupuk dolomit 4,0 g/polybag
Faktor Z adalah konsentrasi ZPT Ziflo 99 terdiri
dari:
Zo:
tanpa zpt
Z1:
1,5 cc/liter air
Z2:
3,0 cc/ liter air
Z3:
4,5 cc/liter air
B. Tujuan
-
Untuk mengetahui pertumbuhan padi gogo pada tanah tanah 100%
PMK
-
Mengetahui banyak anakan padi
-
Untuk mengetahui pertumbuhan padi pada perlakuan P0Z3 c
II TINJAUAN
PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman padi termasuk golongan tanaman Gramineae atau rerumputan, yang
ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Menurut Perdana
(2010), klasifikasi botani tanaman padi
adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Famili
: Graminae (Poaceae)
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Padi termasuk famili Gramineae dan genus Oryzae. Dari
20 spesies anggota genus Oryzae yang sering dibudidayakan adalah Oryza sativa
L. Dan Oryza glaberima Steund. Oryza sativa L. Berbeda dengan Oryza glaberima
Steund karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder yang lebih panjang
pada malai daun ligula. Namun, kedua spesies tersebut berasal dari leluhur yang
sama yaitu Oryza parennis Moench yang berasal dari Goudwanaland. Proses evolusi
kedua kultigen tersebut berkembang menjadi 3 ras ekogeografik yaitu sinic
(japonica), indica dan javanica (Suparyono dan Agus, 2000).
Daun padi tumbuh pada buku-buku
dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari
pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah daun (ligula).
Daun yang paling atas memiliki ukuran terpendek dan disebut daun bendera. Daun
keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang. Jumlah daun tanaman
tergantung varietas. Varietas unggul umumnya memiliki 14-18 daun.
Batang padi berbentuk bulat,
berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal
pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapa. Setelah memasuki
stadia reproduktif, ruas-ruas memanjang, ruas batang makin ke bawah makin
pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder.
Selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya.
Peristiwa ini disebut pertunasan (Suparyono dan Setyono, 1996).
Akar padi tergolong akar serabut.
Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer, radikula). Akar
lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki
pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman
padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air, serta untuk
pernafasan
(Suparyono
dan Setyono, 1996).
Bunga
padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret tersusun
dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki
satu floret, setiap bunga padi memiliki enam kepala
sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol
(Wikipedia, 2011).
Syarat
Tumbuh
·
Iklim
Iklim menentukan kehidupan tanaman,
termasuk pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat yang diperlukan untuk
pertumbbuhan padi gogo yang bai adalah 0-1300 meter dari permukaan laut.
Ketinggian tempat berkaitan dengan suhu udara sehingga untuk pertumbuhan padi
gogo yang baik adalah pada suhu 15-30oC. Sedangkan curah hujan yang diperlukan
untuk pertumbuahan padi gogo 60-1200 mm/tahun selama fase pertumbuhan (AAK,
1990).
·
Tanah
Padi gogo juga memerlukan tanah yang cukup subur dan
gembur meskipun tanpa pengairan. Harus dibuat drainase atau pembuangan air yang
baik, guna mengatasi banyaknya air hujan. Tanah yang cocok untuk pertanaman
padi gogo adalah tanah Alluvial (endapan), Latosol (tanah merah) dan Grumosol
(AAK, 1990).
Varietas Padi Gogo (O. sativa)
Cukup banyak varietas padi gogo yang
telah dikenal petani. Berdasarkan umurnya dikenal padi gogo berumur genjah,
sedang dan dalam. Padi gogo genjah merupakan jenis padi gogo yang umurnya , 110
hari. Padi gogo umur sedang berusia antara 110-124 hari. Padi gogo umur dalam
memiliki usia 125 hari (Prasetyo, 2007).
Salah
satu varietas baru padi gogo yang potensial adalah situ patenggang yang berumur
genjah, produksi tinggi, rasa nasi pulen, tahan terhadap wereng coklat biotipe
2 dan 3, hasil 3,6-5,6 ton/ha dan umur 110-120 hari (Ooy Lesmana et al, 2002)
(http://jateng.litbang.deptan.go.id, 2011).
Pengendalian
Gulma
Pengendalian gulma dimaksudkan untuk
menekan atau mengurangi pertumbuhan populasi gulma sehingga penurunan hasil
yang diakibatkannya secara ekonomi menjadi tidak berarti (Triharso, 2010).
Penurunan produksi pangan khususnya
padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang
lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan
gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %. Di Indonesia
pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut
gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali
penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan
penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari (http://pustaka.litbang.deptan.go.id,
2011).
III. BAHAN DAN METODE
A.
Tempat Dan Waktu
Peraktek ini
dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas Islam Riau. Jalan
khairudin Nasution KM 11, kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbar. Pratikum ini dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret
sampai Mei 2014.
B.
Bahan Dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
adalah cangkul, gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih padi, polibeg, pupuk kandang.
C.
Pelaksanaan Pratikum
1. Persiapan lahan Dan Media Tanam Dalam Polibag
Sebelum penanaman lahan
dibersihkan kemudian isi polibag dengan tanah PMK dengan campuran pupuk kandang
dengan perbandingan 2:1 polibag yang digunakan ialah polibag yang berukuran besar dan media tanam diletakan di lahan yang
telah dibersihkan tadi sebanyak 4 polibag.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan
setelah media tanam telah tersedia sebanyak 4 polibag, kemudian tanam benih
padi. dan masing masing polibag diisi dengan satu bibit.
IV.
PEMBAHASAN
A.
POTENSI
LAHAN KERING (PMK)
Pengertian lahan kering adalah lahan
yang pengairannya bergantung pada
turunnya
hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis ataupun setengah
teknis. Termasuk dalam pengertian ini adalah lading, tanah tegalan, pekarangan,
padang alang – alang, padang gembalaan, semak – semak dan lahan kritis.
Dilihat dari segi iklim, lahan kering dibedakan menjadi lahan keringg beriklim
basah serta lahan kering beriklim kering. Lahan kering beriklm basah ditandai
dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan penyebarannya relati
merata. Lahan kering ini kebanyakan didominasi tanah podosolik merah kuning (
PMK ) yang kondisi kesuburannya rendah. Lahan kering beriklim basah terdiri
dari lahan kering tipe A dengan jumlah bulan basah di atas bulan dan lahn
kering bertipe B dengan jumlah bulan basah antara 7 – 9 bulan. Adapun lahan
kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm pertahun
selama 3 – 4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.
B. MUNCULNYA ANAKAN PADI
Setelah kemunculan daun kelima,
tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru.
Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan
tempat daun serta tumbuh dan berkembang.
Bibit ini
menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan
daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder,
demikian seterusnya hingga anakan maksimal.
Pada fase
ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul
dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang
tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan
batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4
cm sebelum pembentukan malai.
C. PERTUMBUHAN PADI FAKTOR P0Z3
Pertumbuhan padi menggunakan sistem
perlakuan PMK 100% + ZPT 4,5cc/liter air mengalami pertumbuhan yang sangat
bagus yaitu dengan batang yangbesar dan menjulang tinggi dari parameter pengamatan
yang saya lakukan mendapat sebuah data seperti berikut:
Ø
Tanggal 2 mei 2015 kegiatan saya
disini adalah menanam benih padi gogo di 4 polybag berisi tanah PMK 100%
Ø
Tanggal 7 mei 2015 kegiatan saya
adalah membersihkan area polybag dan mengamati pertumbuhan padi gogo
Ø
Kamis 21 mei 2015 kegiatan yang
say lakukan adalah memilih salah satu benih yang akan di jadikan sampel
pengamatan, sekaligus pemberian ZPT Ziflo 99 dengan dosis 4,5 cc/liter air.
Ø
Kamis 28 mei 2015 kegiatan yang
saya lakukan adalah menghitung jumlah anakan padi sekaligus mengukur tinggi
tanaman padi.
1.
Sampel 1 = 3 anakan padi , tinggi
= 23 cm.
2.
Sampel 2 = 2 anakan padi, tinggi
= 25 cm
3.
Sampel 3 = 2 anakan padi, tinggi
= 23 cm
4.
Sampel 4 = 3 anakan padi, tinggi
= 28 cm
·
Pemeliharaan
Sama seperti pertanaman padi sawah, pertanaman padi gogo juga banyak
ganguan dari tanaman dan luar tanaman itu sendiri. Kekurangan air merupakan
gangguan yang paling menonjol dalam bertanam padi gogo. Karena itu perencanaan
waktu tanam amat penting diperhatikan. Pola sebaran hujan perlu dicermati dan
pemilihan varietas umur pendek juga harus dipertimbangkan mengingat banyak
daerah yang mempunyai bulan basah berurutan yang pendek.Untuk keberhasilan
pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Padi
gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan
kering.pada saat ini, budidaya padi gogo tengah mendapatkan perhatian lebih
dibandingkan waktu – waktu yang lalu. Hal ini erat kaitannya dengan
pemberdayaan lahan kering.
B. Saran
· dengan
adanya praktikum ini saya lebih mengerti adanya sistem penanaman padi dilahan
kering, dengan adanya praktikum ini juga saya bisa mendapat pengetahuan baru
tentang padi gogo, jika ada waktu lebih mungkin
mas asisten bisa lebih banyak mengajari kami tentang padi gogo namun
mungkin keterbatasan waktu mas asisten tidak secara detail memberi ajaran.
Namun saya sudah senang karna mas asisten bersikap baik kepada kami, itu adalah
nilai lebih yang saya dapatkan dipraktikum ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dinas
Pertanian Sumbar. 2010. Bertanam Padi Gogo dengan Pendekatan Model PTT. http://www.dipertahor-sumbar.web.id/index.html. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
E.Lubis dkk. 2007. Toleransi Galur Padi Gogo Terhadap Cekaman Abiotik.
Jurnal Apresiasi hasil penelitian padi.balitpa.blogspot.
Prasetyo 2003.Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penerbit Penebar
Sewadaya. Jakarta.
Suprihatno,
B., et al, 2007. Deskripsi
Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
http://bbpadi.litbang.deptan.go. dikunjungi pada 10 juni 2015 pukul 20.00 wib
Toha M.
Husain, 2008. Pengembangan dan Peningkatan
Produktivitas Padi Gogo melalui Inovasi
Teknologi dan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu . http://bbpadi.litbang.deptan.go.
Dikunjungi pada 10 juni 2015.
Umar Hamzah. 2007. Prospek
pemanfaatan lahan kering dalam rangka mendukung
Ketahanan pangan nasional. blogspot. Dikunjungi pada tanggal 10 juni 2015 pukul 22.00 wib.
DOKUMENTASI
Ini adalah ke 4 sampel
padi gogo dengan perlakuan P0Z3
0 komentar:
Posting Komentar