BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mikrobiologi adalah
ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Anonymous. 2008).
Sesuai
namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/sangat kecil; bios =
hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran
organisme yang termasuk golongan mikroba (jasad renik). Organisme yang sangat kecil ini
disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba,
ataupun jasad renik. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme,
yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan.
Mikroba / mikroorganisme / jasad
renik adalah jasad
hidup yang ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar
atau mikroskop yaitu ukuran mikroba adalah 1 mikron atau 0,001 mm. Dalam
pembelajaran mikrobiologi pertanian kita mempelajari mengenai mikroba,
pengenalan bentuk dan jenis-jenisnyadan lain-lain dan juga yang paling
terpenting yaitu perananya dalam bidang pertanian baik yang menguntungkan dan
merugikan. Dari sanalah kita dapat mengetahui jenis mikroba apa yang bermanfaat
dan dapat kita berdayakan untuk pemanfaatan dibidang pertanian dewasa ini.
Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat
dalam populasi campuran. Boleh di katakana amat jarang mikroba di jumpai
sebagai suatu spesies tunggal di alam. Semua metode mikrobiologi yang di
gunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaah
ciri ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu
populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Dan untuk pengenalan alat dan
sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus kita ketahui dan kuasai karena
penting dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mikrobiologi selanjutnya. Sterilisasi
adalah membebaskan bahan dari semua mikroba. Sedangkan sterilisasi komersil
(commercial sterilization) adalah bertujuan untuk membunuh bakteri yang
merugikan dan tidak diinginkan (bakteri patogen). Sterilisasi adalah istilah
mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Sehingga
dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar.
Dalam sejarah
kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti
keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai
proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan
Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika,
berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu
banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah
satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikrobiologi yang diketahui banyak orang memiliki dua arti
yaitu sebagai ilmu dasar dan ilmu aplikasi. Sebagai ilmu
dasar yaitu sebagai alat penelitian, mempelajari proses hidup (sel mikroba
memiliki kesamaan karakter biokimia dengan multisel). Sebagai ilmu
aplikasi yaitu berperanan pada bidang kedokteran,
pertanian dan industri.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah
perkembangan mikrobiologi.
2.
Untuk mengetahui posisi
mikrobiologi sebagai ilmu dasar.
3.
Untuk mengetahui posisi
mikrobiologi sebagai ilmu terapan.
C. Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini
penulis mangharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua, baik manfaat
teoretis maupun manfaat praktis. Manfaat teoretis makalah ini dapat dijadikan
pedoman bagi pihak-pihak terkait berkenaan dengan sejarah
perkembangan biologi dan posisi mikrobiologi sebagai ilmu dasar dan ilmu
terapan. Manfaat praktis makalah ini dapat memberikan ilmu
pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Mikrobiologi
berasal dari bahasa Yunani, Mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dunia
mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa,
virus, algae, dan cendawan.
Saat ini informasi yang diperoleh
dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar dalam kehidupan manusia maupun
dalam dunia kesehatan. Karena beberapa diantaranya ada yang merugikan maupun
menguntungkan. Mikroorganisme yang menguntungkan diantaranya mikroorganisme
yang teribat dalam proses fermentasi makanan misalnya pembuatan keju, anggur,
yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol,
serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah.
Mikroorganisme yang merugikan,
antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan,
manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia
termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu
virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Adanya dunia mikroorganisme belum dapat diketahui sampai ditemukannya mikroskop. Alat optik ini berguna untuk membesarkan bayangan benda yang demikian kecil sehingga tidak nampak jelas dilihat tanpa bantuan alat itu. Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pedagang belanda yang mengetahui tentang adanya dunia mikroorganisme tersebut, yang kemudian dengan mikroskop buatannya itu dapat melihat makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak diduga keberadaannya. Dia adalah orang yang pertama kali yang mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu.
Adanya dunia mikroorganisme belum dapat diketahui sampai ditemukannya mikroskop. Alat optik ini berguna untuk membesarkan bayangan benda yang demikian kecil sehingga tidak nampak jelas dilihat tanpa bantuan alat itu. Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pedagang belanda yang mengetahui tentang adanya dunia mikroorganisme tersebut, yang kemudian dengan mikroskop buatannya itu dapat melihat makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak diduga keberadaannya. Dia adalah orang yang pertama kali yang mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu.
Untuk mempelajari mikrobiologi
secara umum perlu diungkapkan berdasarkan periode perkembangannya, mulai dari
periode yang paling awal hingga yang modern.
1.
Era Perintisan (Pra Sejarah - 1850)
Dalam periode ini para ahli mencoba
mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul di lingkungannya yang
mungkin berkaitan dengan peranan mikroba, antara lain dari mana asal mula
kehidupan yang pertama, kenapa makanan menjadi rusak (membusuk, berlendir),
bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar (masalah kontagion), kenapa
bila terjadi luka bisa membengkak dan mengeluarkan nanah, dan bagaimana proses
fermentasi terjadi.
- Anthony Van Leeuwenhoek dan Mikroskopnya
Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723),
seorang pedagang Belanda merupakan penemu mikroba pertama. Penemuan ini diawali
oleh hobinya mengasah lensa dan membuat mikroskop. Leewenhoek menggunakan
mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan,
saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya
benda-benda bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut
benda-benda bergerak tadi dengan nama hewan kecil (animalcule).
Kemudian pada bulan juni 1675, Leewenhoek membuat gambar-gambar
disertai keterangan-keterangan yang amat menarik dari benda-benda yang bergerak
yang ditemukannya tersebut.
Leeuwenhoek menuangkan
penemuan-penemuannya yang sangat menarik hati itu dalam serangkaian surat yang
dikirimkannya kepada sahabat-sahabatnya pada Lembaga Ilmu Pengetahuan di London
dan Perancis. Secarik surat bertanggal 17 september 1683 berisi
gambar-gambarnya yang pertama tentang bakteri. Leeuwenhoek mengamati makhluk
hidup ini dalam suspensi tartar yang dikoreknya dari sela-sela giginya.
Kecermatan ketelitian pengamatannya nyata sekali pada gambar-gambar tersebut.
Dia membuat sketsa sel bakteri dengan bentuk seperti bola(kini disebut kokkus),
silindris atau bentuk batang(Bacillus), atau spiral (spirillum). Hasil
pengamatan Leeuwenhoek yang dilaporkannya dalam bentuk surat-surat tidak
dihiraukan.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal
animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena
proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini
mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda
mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea. Kedua
mengatakan bahwa animalcules berasal dari animalcules sebelumnya
seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut
biogenesis. Mikrobiologi tidak
berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya
kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen
yang nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun
(Minasari. 2008).
- Munculnya Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Seorang ahli filsafat Yunani
kuno yaitu Aristoteles (300 SM) berpendapat, bahwa makhluk-makhluk
kecil itu terjadi begitu saja dari benda yang mati. Pendapat itu dianut pula
oleh seorang pendeta bangsa Irlandia yaitu Jhon
Needham yang selama 1745 sampai 1750 mengadakan eksperimen-eksperimen dengan
pelbagai rebusan padi-padian, daging dan lain sebagainnya. Meskipun air rebusan tersebut
disimpannya rapat-rapat dalam botol tertututup, namun timbullah mikroorganisme,
dengan kata
lain, kehidupan baru
dapat timbul dari barang mati. Pendapat
ini terkenal sebagai teori abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesis =
kejadian) atau teori generation
spontanea.
- Kemenangan Teori Biogenesis
Biogenesis berasal dari bahasa yunani (bios
= hidup, genesis = kejadian). Teori ini menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori
abiogenesis.
Orang pertama yang melakukan
percobaan untuk menentang teori abiogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697), seorang dokter
berkebangsaan italia. Redi melakukan
percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples. Stoples pertama
diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples
kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Dari hasil percobaanya itu, dapat
diketahui bahwa ulat berkembang biak dalam daging busuk tidak akan terjadi bila
daging di simpan di suatu tempat yang tertutup dengan kasa halus sehingga
lalat tidak dapat menaruh telurnya pada daging itu. Akan
tetapi ulat akan berkembang biak dalam daging busuk yang berada di tempat
terbuka, karena lalat dapat menaruh telurnya pada daging tersebut.
Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dia mengatakan bahwa perebusan dan
penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan oleh Needham tidak
sempurna. Spalanzani sendiri merebus sepotong daging sampai berjam-jam lamanya.
Kemudian air daging tersebut ditutupnya rapat-rapat di dalam botol. Dengan
perlakuan demikian dia tidak memperoleh mikroorganisme baru. Hasil eksperimen
Spallanzani ini belum meyakinkan benar, setengah orang pada waktu itu
berpendapat bahwa tutup botol yang rapat itu tidak memungkinkan masuknya udara
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.
Franz Schultze (1836) memperbaiki eksperimen Spallanzi dengan
mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras ke dalam botol berisi
kaldu yang telah direbus baik-baik terlebih dulu. Theodor Schwann (1873) membuat percobaan serupa itu juga
dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi berjam-jam lamanya. Maka baik
Schultze dan Schwann tidak dapat menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya.
Namun orang masih menaruh keberatan terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut
dengan mengemukakan, bahwa udara yang lewat asam atau basah ataupun lewat pipa
panas itu telah mengalami perubahan demikian rupa, sehingga tidak memungkinkan
timbulnya kehidupan makhluk-makhluk hidup baru.
Louis Pasteur (1822–1895) melakukan percobaan untuk
mengakhiri pertikaian mengenai masalah tersebut. Ia mempersiapkan larutan
nutrien dalam labu yang dilengkapi dengan lubang panjang dan sempit berbentuk
leher angsa. Kemudian ia memanaskan larutan nutrient itu dan udara tanpa
perlakuan dan tanpa disaring dibiarkannya lewat keluar masuk. Tak ditemukan
mikroba dalam larutan itu. Alasannya adalah bahwa partikel-partikel debu yang
mengandung mikroba tidak mencapai larutan nutrient. Mereka mengendap dalam
bagian tabung leher angsa yang berbentuk U dan aliran udara demikian
berkurangnya sehingga partikel-partikel tadi tidak terbawa ke dalam labu.
Dengan akal yang istimewa ini Pasteur dapat meyakinkan kepada khalayak, bahwa
tidak ada kehidupan yang baru yang timbul dari barang mati. Maka dapat
disimpulkanlah pendapat itu dengan ucapan” omne vivum ex ovo ,omne ovum ex vivo
“ yang berarti semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup.
Serangkaian percobaan lain berusaha
membuktikan bahwa teori abiogenesis tidak benar adalah percobaan John Tyndall.
Ia seorang ahli fisika Inggris dan merupaan seorang pendukung Pasteur. Tyndall
melakukan serangkaian percobaan dengan kaldu yang terbuat dari daging dan
sayuran segar. Ia memperoleh cara sterilisasi dengan menaruh tabung-tabung kaldu
dalam air garam yang mendidih selama 5 menit. Akan tetapi, ketika ia melakukan
percobaan yang sama dengan menggunakan sari jerami kering, cara sterilisasi ini
sama sekali tidak sempurna. Demikian pula ketika kemudian ia mengulangi
percobaan ini dengan menggunakan bermacam-macam sari yang lain.
Sesudah melakukan bermacam-macam percobaan akhirnya Tyndall menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Jerami kering mengandung spora bakteri yang ternyata beberapa kali lebih tahan panas daripada mikroba apapun yang telah dijumpainya. Setelah memahami hal penting ini, ia melanjutkan pekerjaannya untuk meneliti batas daya tahan spora-spora bakteri di jerami itu yang sebenarnya.
Sesudah melakukan bermacam-macam percobaan akhirnya Tyndall menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Jerami kering mengandung spora bakteri yang ternyata beberapa kali lebih tahan panas daripada mikroba apapun yang telah dijumpainya. Setelah memahami hal penting ini, ia melanjutkan pekerjaannya untuk meneliti batas daya tahan spora-spora bakteri di jerami itu yang sebenarnya.
Ia menemukan bahwa pemanasan sari
jerami sampai 5,5 jam pun tidak dapat menjadi steril dari hal tersebut
disimpulkan bahwa pada bakterio ada fase-fase tertentu, yang satu relative
termolabil (dapat dimusnahkan dengan mendidihkan selama 5 menit) dan yang lain
termoresisten sampai batas yang tidak masuk akal. Kesimpulan ini di benarkan
oleh Botaniwan jerman, Ferdinand Cohn, yang menunjukan bahwa bakteri jerami
dapat membentuk endospora yang dapat dibedakan secara mikroskopis dan sangat
resisten terhadap panas.
Tyndall lalu melanjutkan
penelitiannya dengan mengembangkan suatu cara sterilisasi dengan pemanasan
terputus, yang kemudian di sebut dengan Tydalisasi. Tyndall mendapatkan bahwa
dengan pendidihan secara terputus selama satu menit lima kali berturut-turut
akan menghasilkan kaldu yang steril, sedangkan pendidihan secara terus menerus
selama 1 jam tidak menghasilkan kaldu yang steril. Dalam hal ini pengenalan
spora bakteri yang tahan sekali terhadap panas sangat penting untuk mendapatkan
cara-cara sterilisasi yang cocok.
- Teori Nutfah Fermentasi
Pada zaman dahulu, orang memperbaiki
mutu produk-produk fermentasinya dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari
bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan atau perbaikan kondisi
bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Berulah setelah
Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan
anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang menyebabkan
terjadinya fermentasi.
Pada tahun 1850-an Pasteur menaruh
perhatian pada pembuatan minuman anggur, yang merupakan industri utama di
Perancis. Ia membuktikaan ketidakbenaran generasi spontan, jadi memastikan
bahwa mikroorganisme merupakan penyebab fermentasi. Setelah memeriksa banyak
kelompok minuman anggur, maka dia menemukan berbagai mikroba. Pada tong-tong
fermentasi yang baik ternyata macam mikroba tertentu lebih menonjol, pada
tong-tong. Fermentasi yang jelek ditemukan macam lain pula. Pasteur menetapkan
bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroba yang bersangkutan maka dapat
dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan konsisten. Untuk mencapai
hal ini,maka microbe yang sudah ada dalam sari buah harus dihilangkan dan
fermentasi yang baru dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan
mikroorganisme yang di ambil dari tong anggur yang dinilai baik.
Pasteur menyarankan agar menghilangkan
tipe-tipe mikroba yang tidak di inginkan itu dengan pemanasan, yang tidak
sampai merusak aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroba. Ia
menemukan bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk
mencapai hal tersebut. Kini proses tersebut dinamakan pasteurisasi, digunakan
secara meluas pada industri fermentasi. Tetapi yang paling di kenal adalah
dimanfaatkan di industri hasil susu, untuk membunuh jasad-jasad renik penyebab
penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk susu.
Teori nutfah
fermentasi dapat
disimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk
yang bagus. Setiap fermentasi memerlukan mikroba yang berbeda pula.
- Teori Nutfah Penyakit
Sebelum Pasteur berhasil membuktikan
bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat
menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari
Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik
yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari
seseorang ke orang lain.
Pada tahun 1762 Von Plenzis dari
Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang
menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik
menimbulkan bermacam-macam penyakit pula. Konsepsi paratisme, yakni adanya
organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dengan mengambil
nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin
dalam karya tulis Jonathan swift (1667-1745).
Karena keberhasilan Pasteur dalam
memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Prancis memintanya untuk meneliti
pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industry sutra yang
penting di negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan selama beberapa
tahun ia mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada
akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya.
Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat
sutera agar mereka menyeleksi ulat-ulat baru yang sehat dan bebas penyakit
untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah anthraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka dia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah anthraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka dia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Selama tahun 1870-an, Robert Koch (1843-1910) juga sibuk dengan
masalah antraks di Jerman. Koch mengisolasi bakteri khas berbentuk batang
dengan ujung-ujungnya yang agak persegi (bacillus) dari darah biri-biri yang
mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya
dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian
menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan-hewan itu terinfeksi
dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit-mencit tersebut dia mengisolasi
bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri-biri yang mati karena antraks
tadi. Inilah untuk pertama kalinya semua bakteri dapat dibuktikan sebagai
penyebab penyakit hewan.
Secara umum pada periode perintisan
ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yang paling banyak
diteliti, diamati, dan diungkapkan.
2.
Era Keemasan
(1850 – 1910)
Penemuan, khususnya perintisan dan
hasil penelitian selama periode sebelumnya, dapat memberikan informasi yang
sangat berguna bagi perkembangan mikrobiologi pada masa selanjutnya. Masa
antara 1850-1910 dinamakan periode keemasan.
Secara kebetulan seorang pria Jerman
melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang yang telah direbus pada akhirnya
dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya: mereka
mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah
substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganya
juga menunjukkan senyawa dari alga yang disebut agar, dapat membuat media
menjadi padat. Richard J. Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup
untuk menempatkan media agar, alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang
masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan teknik
biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri,
tetanus, pneumonia dan lain sebagainya.
Koch mengenalkan penggunaan hewan
sebagai model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke
tubuh mencit, kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada
mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk
menghilangkan keraguan.
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan
kemajuan metode laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk
membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.
Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
a.
Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi
dengan penyakit yang ditimbulkan.
b.
Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai
biakan murni di laboratorium
c.
Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang
sesuai dapat menimbulkan penyakit
d.
Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari
hewan yang telah terinfeksi tersebut
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya,
akan tetapi postulat-postulat ini tetap merupakan prosedur rutin dalam
bakteriologi modern. Oleh karena itu Robert Koch mendapat sebutan “Bapak
Bakteriologi Modern”.
3.
Era Modern
(1910 – Sekarang)
Pada era ini ditandai dengan
dipergunakannya banyak metode dan peralatan mutakhir, seperti misalnya
mikroskop elektron, kromatografi, sampai dengan komputer. Masalah-masalah pelik
yang sebelumya belum terungkap dan belum dijelaskan misalnya antibiotika, faksin,
serum, sekarang telah diketahui.
Virus, misalnya sudah sejak Pasteur
dan Koch telah dilakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih jelas mengenai
virus baru diumumkan oleh Iwanowsky yakni sebagai penyebab penyakit aneh pada
daun tembakau (TMV = tobacco mozaic virus) terungkaplah sudah masalah virus
itu.
Herelle (1917) dan Towert (1951)
menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriovage (virus
yang menyerang bakteri). Flemming (1925) secara kebetulan
menemukan jamur penicillium yang dapat membuat zat yang dapat menghancurkan
bakteri staphylooccus. Ruska (1934) memperkenalkan mikroskop elektron sehingga
dapat memungkinkan penelitian tentang morfologi virus secara rinci. Jerne (1955)
menemukan teori seleksi dari sintesis antibody. Burnet (1957) mengemukakan teori
seleksi klonal, dan Burnet (1967) memperkenalkan konsep daya pencegahan
imunologis.
Periode moderen masih akan mempunyai
sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya
wawasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.
Periode moderen perkembangan
mikrobiologi ditandai pula dengan diraihnya beberapa hadiah Nobel dalam bidang
mikrobiologi.
Penemuan Peran Mikroorganisme
sebagai Penyebab Penyakit
- Varro : Penyakit tertentu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung.
- Franctorius (Italia, 1546) : Berdasarkan pengamatannya, menularnya penyakit seperti pes, cacar, tuberculosis dikarenakan Adanya suatu “seminaria” (benih) yang tular-menular (contagion) dari seseorang kepada orang lain.
- Kircher (1659) : Dia telah mengetahui cara penularan, penyebaran, dan perpindahan jasad penyebab penyakit, karena ia menemukan :cacing-cacing kecil” di dalam darah penderita pes.
- Panum (1820-1885) : Menemukan penyakit campak.
- Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) : Menemukan penyebab epidemi kolera-asia.
- Henle (1840) : Suatu penyakit tertentu disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme tertentu pula.
- Wollstein (1787) : Membuktikan bahwa penyakit disebabkan oleh penyebab tertentu. Dengan menggesekkan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda yang menderita penyakit pilek kepada hidung kuda yang sehat, maka dalam selang waktu tertentu beberapa lama kemudian kuda yang sehat menjadi sakit pilek juga.
- Oliver Wendell Holmes(1843) dan Ignaz Semmelweis (1847) : Bahwa tangan atau alat yang digunakan oleh dokter yang menolong bayi lahir atau dokter yang mengadakan pembedahan perlu sekali didesinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien (Sepsis puerperalis). Dengan mencuci tangan maka hal tersebut dapat dicegah.
- Pollender (1849) dan davaine
(1850) : Adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang
menderita penyakit anthraks, dan darah yang mengandung mikroorganisme
tersebut dapat menjangkiti ternak yang sehat.
B.
Posisi Mikrobiologi
Sebagai Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan
- Posisi Mikrobiologi Sebagai Ilmu Dasar
Sebagai ilmu
dasar, di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan
bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Berperan
sebagai alat penelitian untuk mempelajari proses hidup. Meliputi berbagai
bidang ilmu yaitu:
a. Virologi : Ilmu yang mempelajari
susunan dan pembagian kelompok jasad, yakni virus.
b. Bakteriologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan
pembagian kelompok jasad yang termasuk bakteri.
c. Mikologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan
pembagian kelompok jasad yang termasuk fungi atau jamur.
d. Fikologi (algologi) : Ilmu yang mempelajari
susunan dan pembagian kelompok jasad yang termasuk ganggang atau alga.
e. Protozoologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan
pembagian kelompok jasad yang termasuk protozoa atau hewan bersel satu.
f. Ekologi Mikroba : Ilmu yang
mempelajari penyebaran dan asosiasi kehidupan mikroba dan lingkungannya.
g. Fisiologi Mikroba : Ilmu yang mempelajari sifat-sifat
faal mikroba.
h. Kimia/biokimia mikroba : Ilmu yang mempelajari bentuk dan sifat
kimia atau biokimia mikroba.
i.
Genetika Mikroba : Ilmu yang mempelajari sifat-sifat
turunan, kebakaan mikroorganisme.
- Posisi Mikrobiologi Sebagai Ilmu Terapan
Sebagai ilmu
terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya dapat
berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan
peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organoleptik bahan makanan, industri
farmasi, industri kimia, bidang pertanian dll. Juga secara langsung peranan
jasad-jasad sebagi penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta
sebagai jasad penghasil racun / toksin yang membahayakan. Berperan
pada bidang kedokteran, pertanian dan industry. Meliputi berbagai cabang ilmu
yaitu:
a. Mikrobiologi Air : Ilmu yang
mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam air (untuk bidang
pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, industry, pengairan, pengolahan
buangan dan sebagainya).
b. Mikrobiologi Tanah : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam tanah (untuk bidang pertanian, pertambangan, geologi, dan sebagainya).
c. Mikrobiologi Udara : Ilmu yang
mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di udara (untuk bidang
kedokteran/kesehatan, industri, ruang angkasa dan sebagainya).
d. Mikrobiologi rumen : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam system lambung manusia dan hewan (untuk bidang
kedokteran/kesehatan, peternakan, perikanan, dan sebagainya).
e. Mikrobiologi Kesehatan : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroorganisme di bidang kesehatan (penyakit,imunisasi, antibiotic
dan sebagainya).
f. Mikrobiologi Industri : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroorganisme di bidang industri, baik yang menguntungkan (di
dalam proses) maupun yang merugikan (menghambat proses, toksikasi dan
sebagainya).
g. Mikrobiologi Makanan : Ilmu yang
mempelajari bentuk,sifat dan peranan mikroorganisme di dalam bahan makanan,
baik yang menguntungkan (misalnya dalam proses pembuatan) ataupun yang
merugikan (misalnya dalam proses pembusukan dan kerusakan).
h. Mikrobiologi Lingkungan : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat
dan pranan mikroorganisme di dalam lingkungan (tanah,air,udara).
i.
Mikrobiologi Sanitasi : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat
dan peranan mikroorganisme di bidang sanitasi (termasuk di dalamnya bidang
kebersihan).
j.
Mikrobiologi Geologi dan Pertambangan : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroorganisme di bidang pertambangan dan geologi (misalnya
minyak).
k. Mikrobiologi Pasca Panen : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroorganisme pada masa pasca panen (pertanian pangan, tanaman
industri, tanaman obat dan sebagainya).
l.
Mikrobilogi Analitik : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroorganisme yang harus dianalisis kehadirannya di dalam suatu
bahan atau habitat.
m. Mikrobiologi Kesenjataan : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat
dan peranan mikroorganisme di dalam system kesenjataan (bidang kesenjatan NUBIKA
: Nuklir, Biologi dan Kimia).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mikrobiologi merupakan kajian tentang dunia
mikroorganisme, meliputi bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang
terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel.
Mikroorganisme (mikroba,mikrobia, jasad renik) adalah
jasaad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, karenanya untuk
mengamatanya perlu dibantu dengan bantuan alat perbesaran seperti mikroskop,
sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya secara baik. Sel mikroba dapat
dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan, salah satunya secara struktural sel
mikroba tidak memiliki membran inti, umumnya hidup secara kosmopolitan, bahkan
dapat hidup sebagai bagian dari organisme multiseluler (parasit). Sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan melangsungkan proses kehidupan, seperti
tumbuh, menghasilkan energi, dan bereproduksi dengan sendirinya.
Sejarah dan perkembangan mikrobiologi mengalami
perkembangan yang panjang, diawali dengan masa perintisan, untuk menjawab
tentang asal kehidupan mikroorganisme kemudian berkembang dengan ditemukannya
alat bantu seperti, mikroskop metode isolasi dan pembuatan preparat sehingga
dapat lebih mengungkap peranan mikroorganisme bagi kesejahteraan umat manusia.
Kehidupan di muka bumi mengalami evolusi yang panjang,
dengan didahului oleh mikroorganisme anaeorbik kemudian bermunculan
mikroorganisme aerobik yang beradaptasi dengan kehadiran oksigen.
Penggunaan mikroorganisme dalam bebagai bidang
kehidupan umat manusia, telah dikembangkan untuk membantu dalam aplikasi
bidang-bidang lain seperti bidang pertanian, makanan, industri, lingkungan,
kesehatan dan lain-lain.
Sebagai ilmu
dasar, di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan
bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Berperan
sebagai alat penelitian untuk mempelajari proses hidup. Meliputi berbagai
bidang ilmu yaitu: Virologi, Bakteriologi, Mikologi, Fikologi (algologi), Protozoologi, Ekologi Mikroba, Fisiologi Mikroba, Kimia/biokimia mikroba dan Genetika Mikroba.
Sebagai ilmu
terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya dapat
berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan
peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organoleptik bahan makanan, industri
farmasi, industri kimia, bidang pertanian dll. Berperan pada bidang kedokteran,
pertanian dan industry. Meliputi berbagai cabang ilmu yaitu: Mikrobiologi Air, Mikrobiologi Tanah, Mikrobiologi Udara, Mikrobiologi rumen, Mikrobiologi Kesehatan, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Makanan, Mikrobiologi Lingkungan, Mikrobiologi Sanitasi, Mikrobiologi Geologi dan
Pertambangan, Mikrobiologi Pasca Panen, Mikrobilogi Analitik dan Mikrobiologi Kesenjataan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi.
(http://www.ubb.ac.id/.
Diakses :
09
September 2014)
Campbell, N.A.; Reece, J.B.;
Mitchell, L.G. (2002). Biologi
(Edisi ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk. ed.). Jakarta: Erlangga. pp. hlm. 341–342. (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). (online). (http://books.google.co.id/books?id=dwjGlYV4t8gC&pg=PA341.
Retrieved 2009-02-23. Diakses :
09 September 2014)
Dwidjoseputro, D. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi, penerbit
Djambatan, Jakarta.
Dubos J. (1951). "Louis Pasteur: Free Lance of Science, Gollancz. Quoted in Manchester K. L. (1995) Louis Pasteur (1822–1895)—chance and the prepared mind". Trends Biotechnol 13 (12): 511–5. DOI:10.1016/S0167-7799(00)89014-9.
Dubos J. (1951). "Louis Pasteur: Free Lance of Science, Gollancz. Quoted in Manchester K. L. (1995) Louis Pasteur (1822–1895)—chance and the prepared mind". Trends Biotechnol 13 (12): 511–5. DOI:10.1016/S0167-7799(00)89014-9.
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Gupte, S., 1990. Mikrobiologi Dasar, Binarupa Aksara, Jakarta.
http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2013/01/09/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/ (Diakses : 09 September 2014)
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/03/II-Sejarah-Perkembangan-Mikrobiologi.pdf (Diakses : 09 September 2014)
http://cindradoankymailcom.blogspot.com/2010/07/buku-besar-mikrobiologi.html. (Diakses :
09 September 2014).
http://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/ (Diakses : 09 September 2014)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1639454-pengantar-mikrobiologi-umum/ (Diakses : 09 September 2014)
http://massofa.wordpress.com/2008/10/14/sejarah-mikrobiologi-dan-perkembangbiakannya/ (Diakses : 09 September 2014)
http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/26/klasifikasi-mikroba-klasifikasi-dan-peranan-mikroba-dalam-kehidupan/ (Diakses : 09 September 2014)
Irianto,koes.2007. Mikrobiologi. CV. Yrama Widya. Bandung.
Jawetz, E., Melnick,J.L ., &
Adelberg, E.A., 1992. Mikrobiologi untuk
Profesi Kesehatan (Review of Medical Microbiology), Penerbit Buku
Kedokteran , Jakarta.
Jutono,1975. Mikrobiologi untuk Perguruan Tinggi, Jilid 1, Dep. Mikrobiologi, FP
UGM, Yogyakarta.
Lay, B. W. dan Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi, Rajawali Pers, Jakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan., E.C.S.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi I.Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan., E.C.S.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi I.Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Minasari
dan Lista Unita Rasyid. 2008. Mikrobiologi Umum Final. http://pdfstack.com/
download. Diakses 09 September 2009)
Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum, penerbit
Angkasa. Bandung.
Volk dan Wheeler,1993. Mikrobiologi
Dasar. Jilid1, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Waluyo. Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malangss.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode
Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press. Malang.