Kamis, 10 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Anonymous. 2008).
Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/sangat kecil; bios = hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran organisme yang termasuk golongan mikroba (jasad renik). Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan.
Mikroba / mikroorganisme / jasad renik adalah jasad hidup yang ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop yaitu ukuran mikroba adalah 1 mikron atau 0,001 mm. Dalam pembelajaran mikrobiologi pertanian kita mempelajari mengenai mikroba, pengenalan bentuk dan jenis-jenisnyadan lain-lain dan juga yang paling terpenting yaitu perananya dalam bidang pertanian baik yang menguntungkan dan merugikan. Dari sanalah kita dapat mengetahui jenis mikroba apa yang bermanfaat dan dapat kita berdayakan untuk pemanfaatan dibidang pertanian dewasa ini.
Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Boleh di katakana amat jarang mikroba di jumpai sebagai suatu spesies tunggal di alam. Semua metode mikrobiologi yang di gunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaah ciri ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Dan untuk pengenalan alat dan sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus kita ketahui dan kuasai karena penting dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mikrobiologi selanjutnya. Sterilisasi adalah membebaskan bahan dari semua mikroba. Sedangkan sterilisasi komersil (commercial sterilization) adalah bertujuan untuk membunuh bakteri yang merugikan dan tidak diinginkan (bakteri patogen). Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikrobiologi yang diketahui banyak orang memiliki dua arti yaitu sebagai ilmu dasar dan ilmu aplikasi. Sebagai ilmu dasar yaitu sebagai alat penelitian, mempelajari proses hidup (sel mikroba memiliki kesamaan karakter biokimia dengan multisel). Sebagai ilmu aplikasi yaitu berperanan pada bidang kedokteran, pertanian dan industri.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi.
2.      Untuk mengetahui posisi mikrobiologi sebagai ilmu dasar.
3.      Untuk mengetahui posisi mikrobiologi sebagai ilmu terapan.

C.    Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini penulis mangharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Manfaat teoretis makalah ini dapat dijadikan pedoman bagi pihak-pihak terkait berkenaan dengan sejarah perkembangan biologi dan posisi mikrobiologi sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan. Manfaat praktis makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, Mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar dalam kehidupan manusia maupun dalam dunia kesehatan. Karena beberapa diantaranya ada yang merugikan maupun menguntungkan. Mikroorganisme yang menguntungkan diantaranya mikroorganisme yang teribat dalam proses fermentasi makanan misalnya pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah.
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Adanya dunia mikroorganisme belum dapat diketahui sampai ditemukannya mikroskop. Alat optik ini berguna untuk membesarkan bayangan benda yang demikian kecil sehingga tidak nampak jelas dilihat tanpa bantuan alat itu. Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pedagang belanda yang mengetahui tentang adanya dunia mikroorganisme tersebut, yang kemudian dengan mikroskop buatannya itu dapat melihat makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak diduga keberadaannya. Dia adalah orang yang pertama kali yang mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu.
Untuk mempelajari mikrobiologi secara umum perlu diungkapkan berdasarkan periode perkembangannya, mulai dari periode yang paling awal hingga yang modern.
1.      Era Perintisan (Pra Sejarah - 1850)
Dalam periode ini para ahli mencoba mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul di lingkungannya yang mungkin berkaitan dengan peranan mikroba, antara lain dari mana asal mula kehidupan yang pertama, kenapa makanan menjadi rusak (membusuk, berlendir), bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar (masalah kontagion), kenapa bila terjadi luka bisa membengkak dan mengeluarkan nanah, dan bagaimana proses fermentasi terjadi.


  1. Anthony Van Leeuwenhoek dan Mikroskopnya
Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pedagang Belanda merupakan penemu mikroba pertama. Penemuan ini diawali oleh hobinya mengasah lensa dan membuat mikroskop. Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan nama hewan kecil (animalcule).
Kemudian pada bulan juni 1675, Leewenhoek membuat gambar-gambar disertai keterangan-keterangan yang amat menarik dari benda-benda yang bergerak yang ditemukannya tersebut.
Leeuwenhoek menuangkan penemuan-penemuannya yang sangat menarik hati itu dalam serangkaian surat yang dikirimkannya kepada sahabat-sahabatnya pada Lembaga Ilmu Pengetahuan di London dan Perancis. Secarik surat bertanggal 17 september 1683 berisi gambar-gambarnya yang pertama tentang bakteri. Leeuwenhoek mengamati makhluk hidup ini dalam suspensi tartar yang dikoreknya dari sela-sela giginya. Kecermatan ketelitian pengamatannya nyata sekali pada gambar-gambar tersebut. Dia membuat sketsa sel bakteri dengan bentuk seperti bola(kini disebut kokkus), silindris atau bentuk batang(Bacillus), atau spiral (spirillum). Hasil pengamatan Leeuwenhoek yang dilaporkannya dalam bentuk surat-surat tidak dihiraukan.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun (Minasari. 2008).
  1. Munculnya Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Seorang ahli filsafat Yunani kuno yaitu Aristoteles (300 SM) berpendapat, bahwa makhluk-makhluk kecil itu terjadi begitu saja dari benda yang mati. Pendapat itu dianut pula oleh seorang pendeta bangsa Irlandia yaitu Jhon Needham yang selama 1745 sampai 1750 mengadakan eksperimen-eksperimen dengan pelbagai rebusan padi-padian, daging dan lain sebagainnya. Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertututup, namun timbullah mikroorganisme, dengan kata lain, kehidupan baru dapat timbul dari  barang mati. Pendapat ini terkenal sebagai teori abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesis = kejadian) atau teori generation spontanea.

  1. Kemenangan Teori Biogenesis
Biogenesis berasal dari bahasa yunani (bios = hidup, genesis = kejadian). Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis.
Orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697), seorang dokter berkebangsaan italia. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples. Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Fransisco redi
Dari hasil percobaanya itu, dapat diketahui bahwa ulat berkembang biak dalam daging busuk tidak akan terjadi bila daging di simpan di suatu tempat yang tertutup dengan kasa halus sehingga lalat tidak dapat menaruh telurnya pada daging itu. Akan tetapi ulat akan berkembang biak dalam daging busuk yang berada di tempat terbuka, karena lalat dapat menaruh telurnya pada daging tersebut.
Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dia mengatakan bahwa perebusan dan penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan oleh Needham tidak sempurna. Spalanzani sendiri merebus sepotong daging sampai berjam-jam lamanya. Kemudian air daging tersebut ditutupnya rapat-rapat di dalam botol. Dengan perlakuan demikian dia tidak memperoleh mikroorganisme baru. Hasil eksperimen Spallanzani ini belum meyakinkan benar, setengah orang pada waktu itu berpendapat bahwa tutup botol yang rapat itu tidak memungkinkan masuknya udara yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.
spalanzani
Franz Schultze (1836) memperbaiki eksperimen Spallanzi dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras ke dalam botol berisi kaldu yang telah direbus baik-baik terlebih dulu. Theodor Schwann (1873) membuat percobaan serupa itu juga dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi berjam-jam lamanya. Maka baik Schultze dan Schwann tidak dapat menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya. Namun orang masih menaruh keberatan terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut dengan mengemukakan, bahwa udara yang lewat asam atau basah ataupun lewat pipa panas itu telah mengalami perubahan demikian rupa, sehingga tidak memungkinkan timbulnya kehidupan makhluk-makhluk hidup baru.
Louis Pasteur (1822–1895) melakukan percobaan untuk mengakhiri pertikaian mengenai masalah tersebut. Ia mempersiapkan larutan nutrien dalam labu yang dilengkapi dengan lubang panjang dan sempit berbentuk leher angsa. Kemudian ia memanaskan larutan nutrient itu dan udara tanpa perlakuan dan tanpa disaring dibiarkannya lewat keluar masuk. Tak ditemukan mikroba dalam larutan itu. Alasannya adalah bahwa partikel-partikel debu yang mengandung mikroba tidak mencapai larutan nutrient. Mereka mengendap dalam bagian tabung leher angsa yang berbentuk U dan aliran udara demikian berkurangnya sehingga partikel-partikel tadi tidak terbawa ke dalam labu. Dengan akal yang istimewa ini Pasteur dapat meyakinkan kepada khalayak, bahwa tidak ada kehidupan yang baru yang timbul dari barang mati. Maka dapat disimpulkanlah pendapat itu dengan ucapan” omne vivum ex ovo ,omne ovum ex vivo “ yang berarti semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup.
Serangkaian percobaan lain berusaha membuktikan bahwa teori abiogenesis tidak benar adalah percobaan John Tyndall. Ia seorang ahli fisika Inggris dan merupaan seorang pendukung Pasteur. Tyndall melakukan serangkaian percobaan dengan kaldu yang terbuat dari daging dan sayuran segar. Ia memperoleh cara sterilisasi dengan menaruh tabung-tabung kaldu dalam air garam yang mendidih selama 5 menit. Akan tetapi, ketika ia melakukan percobaan yang sama dengan menggunakan sari jerami kering, cara sterilisasi ini sama sekali tidak sempurna. Demikian pula ketika kemudian ia mengulangi percobaan ini dengan menggunakan bermacam-macam sari yang lain.
Sesudah melakukan bermacam-macam percobaan akhirnya Tyndall menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Jerami kering mengandung spora bakteri yang ternyata beberapa kali lebih tahan panas daripada mikroba apapun yang telah dijumpainya. Setelah memahami hal penting ini, ia melanjutkan pekerjaannya untuk meneliti batas daya tahan spora-spora bakteri di jerami itu yang sebenarnya.
Ia menemukan bahwa pemanasan sari jerami sampai 5,5 jam pun tidak dapat menjadi steril dari hal tersebut disimpulkan bahwa pada bakterio ada fase-fase tertentu, yang satu relative termolabil (dapat dimusnahkan dengan mendidihkan selama 5 menit) dan yang lain termoresisten sampai batas yang tidak masuk akal. Kesimpulan ini di benarkan oleh Botaniwan jerman, Ferdinand Cohn, yang menunjukan bahwa bakteri jerami dapat membentuk endospora yang dapat dibedakan secara mikroskopis dan sangat resisten terhadap panas.
Tyndall lalu melanjutkan penelitiannya dengan mengembangkan suatu cara sterilisasi dengan pemanasan terputus, yang kemudian di sebut dengan Tydalisasi. Tyndall mendapatkan bahwa dengan pendidihan secara terputus selama satu menit lima kali berturut-turut akan menghasilkan kaldu yang steril, sedangkan pendidihan secara terus menerus selama 1 jam tidak menghasilkan kaldu yang steril. Dalam hal ini pengenalan spora bakteri yang tahan sekali terhadap panas sangat penting untuk mendapatkan cara-cara sterilisasi yang cocok.
  1. Teori Nutfah Fermentasi
Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan atau perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Berulah setelah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang menyebabkan terjadinya fermentasi.
Pada tahun 1850-an Pasteur menaruh perhatian pada pembuatan minuman anggur, yang merupakan industri utama di Perancis. Ia membuktikaan ketidakbenaran generasi spontan, jadi memastikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab fermentasi. Setelah memeriksa banyak kelompok minuman anggur, maka dia menemukan berbagai mikroba. Pada tong-tong fermentasi yang baik ternyata macam mikroba tertentu lebih menonjol, pada tong-tong. Fermentasi yang jelek ditemukan macam lain pula. Pasteur menetapkan bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroba yang bersangkutan maka dapat dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan konsisten. Untuk mencapai hal ini,maka microbe yang sudah ada dalam sari buah harus dihilangkan dan fermentasi yang baru dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan mikroorganisme yang di ambil dari tong anggur yang dinilai baik.
Pasteur menyarankan agar menghilangkan tipe-tipe mikroba yang tidak di inginkan itu dengan pemanasan, yang tidak sampai merusak aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroba. Ia menemukan bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk mencapai hal tersebut. Kini proses tersebut dinamakan pasteurisasi, digunakan secara meluas pada industri fermentasi. Tetapi yang paling di kenal adalah dimanfaatkan di industri hasil susu, untuk membunuh jasad-jasad renik penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk susu.
Teori nutfah fermentasi dapat disimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Setiap fermentasi memerlukan mikroba yang berbeda pula.
  1. Teori Nutfah Penyakit
Sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Fracastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke orang lain.
Pada tahun 1762 Von Plenzis dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam-macam penyakit pula. Konsepsi paratisme, yakni adanya organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Hal ini tercermin dalam karya tulis Jonathan swift (1667-1745).
Karena keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Prancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industry sutra yang penting di negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan selama beberapa tahun ia mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutera agar mereka menyeleksi ulat-ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu.
Kemudian Pasteur (1877) menangani masalah anthraks, penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka dia menumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Selama tahun 1870-an, Robert Koch (1843-1910) juga sibuk dengan masalah antraks di Jerman. Koch mengisolasi bakteri khas berbentuk batang dengan ujung-ujungnya yang agak persegi (bacillus) dari darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia menumbuhkan bakteri itu di laboratorium, memeriksanya dengan mikroskop untuk meyakinkan bahwa hanya satu macam yang ada, kemudian menyuntikkannya pada mencit untuk mengetahui apakah hewan-hewan itu terinfeksi dan menimbulkan gejala antraks. Dari mencit-mencit tersebut dia mengisolasi bakteri seperti yang diperoleh semula dari biri-biri yang mati karena antraks tadi. Inilah untuk pertama kalinya semua bakteri dapat dibuktikan sebagai penyebab penyakit hewan.
Secara umum pada periode perintisan ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yang paling banyak diteliti, diamati, dan diungkapkan.
2.      Era Keemasan (1850 – 1910)
Penemuan, khususnya perintisan dan hasil penelitian selama periode sebelumnya, dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi perkembangan mikrobiologi pada masa selanjutnya. Masa antara 1850-1910 dinamakan periode keemasan.
Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya: mereka mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganya juga menunjukkan senyawa dari alga yang disebut agar, dapat membuat media menjadi padat. Richard J. Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar, alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya.
Koch mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
a.       Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
b.      Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium
c.       Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat menimbulkan penyakit
d.      Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi tersebut
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya, akan tetapi postulat-postulat ini tetap merupakan prosedur rutin dalam bakteriologi modern. Oleh karena itu Robert Koch mendapat sebutan “Bapak Bakteriologi Modern”.


3.      Era Modern (1910 – Sekarang)
Pada era ini ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan mutakhir, seperti misalnya mikroskop elektron, kromatografi, sampai dengan komputer. Masalah-masalah pelik yang sebelumya belum terungkap dan belum dijelaskan misalnya antibiotika, faksin, serum, sekarang telah diketahui.
Virus, misalnya sudah sejak Pasteur dan Koch telah dilakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih jelas mengenai virus baru diumumkan oleh Iwanowsky yakni sebagai penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (TMV = tobacco mozaic virus) terungkaplah sudah masalah virus itu.
Herelle (1917) dan Towert (1951) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriovage (virus yang menyerang bakteri). Flemming (1925) secara kebetulan menemukan jamur penicillium yang dapat membuat zat yang dapat menghancurkan bakteri staphylooccus. Ruska (1934) memperkenalkan mikroskop elektron sehingga dapat memungkinkan penelitian tentang morfologi virus secara rinci. Jerne (1955) menemukan teori seleksi dari sintesis antibody. Burnet (1957) mengemukakan teori seleksi klonal, dan Burnet (1967) memperkenalkan konsep daya pencegahan imunologis.
Periode moderen masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wawasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.
Periode moderen perkembangan mikrobiologi ditandai pula dengan diraihnya beberapa hadiah Nobel dalam bidang mikrobiologi.
Penemuan Peran Mikroorganisme sebagai Penyebab Penyakit
  1. Varro : Penyakit tertentu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung.
  2. Franctorius (Italia, 1546) : Berdasarkan pengamatannya, menularnya penyakit seperti pes, cacar, tuberculosis dikarenakan Adanya suatu “seminaria” (benih) yang tular-menular (contagion) dari seseorang kepada orang lain.
  3. Kircher (1659) : Dia telah mengetahui cara penularan, penyebaran, dan perpindahan jasad penyebab penyakit, karena ia menemukan :cacing-cacing kecil” di dalam darah penderita pes.
  4. Panum (1820-1885) : Menemukan penyakit campak.
  5. Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) : Menemukan penyebab epidemi kolera-asia.
  6. Henle (1840) : Suatu penyakit tertentu disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme tertentu pula.
  7. Wollstein (1787) : Membuktikan bahwa penyakit disebabkan oleh penyebab tertentu. Dengan menggesekkan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda yang menderita penyakit pilek kepada hidung kuda yang sehat, maka dalam selang waktu tertentu beberapa lama kemudian kuda yang sehat menjadi sakit pilek juga.
  8. Oliver Wendell Holmes(1843) dan Ignaz Semmelweis (1847) : Bahwa tangan atau alat yang digunakan oleh dokter yang menolong bayi lahir atau dokter yang mengadakan pembedahan perlu sekali didesinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien (Sepsis puerperalis). Dengan mencuci tangan maka hal tersebut dapat dicegah.
  9. Pollender (1849) dan davaine (1850) : Adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang menderita penyakit anthraks, dan darah yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menjangkiti ternak yang sehat.

B.     Posisi Mikrobiologi Sebagai Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan
  1. Posisi Mikrobiologi Sebagai Ilmu Dasar
Sebagai ilmu dasar, di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Berperan sebagai alat penelitian untuk mempelajari proses hidup. Meliputi berbagai bidang ilmu yaitu:
a.       Virologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan pembagian kelompok jasad, yakni virus.
b.      Bakteriologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan pembagian kelompok jasad yang termasuk bakteri.
c.       Mikologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan pembagian kelompok jasad yang termasuk fungi atau jamur.
d.      Fikologi (algologi) : Ilmu yang mempelajari susunan dan pembagian kelompok jasad yang termasuk ganggang atau alga.
e.       Protozoologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan pembagian kelompok jasad yang termasuk protozoa atau hewan bersel satu.
f.       Ekologi Mikroba : Ilmu yang mempelajari penyebaran dan asosiasi kehidupan mikroba dan lingkungannya.
g.      Fisiologi Mikroba : Ilmu yang mempelajari sifat-sifat faal mikroba.
h.      Kimia/biokimia mikroba : Ilmu yang mempelajari bentuk dan sifat kimia atau biokimia mikroba.
i.        Genetika Mikroba : Ilmu yang mempelajari sifat-sifat turunan, kebakaan mikroorganisme.
  1. Posisi Mikrobiologi Sebagai Ilmu Terapan
Sebagai ilmu terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya dapat berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organoleptik bahan makanan, industri farmasi, industri kimia, bidang pertanian dll. Juga secara langsung peranan jasad-jasad sebagi penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta sebagai jasad penghasil racun / toksin yang membahayakan. Berperan pada bidang kedokteran, pertanian dan industry. Meliputi berbagai cabang ilmu yaitu:
a.       Mikrobiologi Air : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam air (untuk bidang pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, industry, pengairan, pengolahan buangan dan sebagainya).
b.      Mikrobiologi Tanah : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam tanah (untuk bidang pertanian, pertambangan, geologi, dan sebagainya).
c.       Mikrobiologi Udara : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di udara (untuk bidang kedokteran/kesehatan, industri, ruang angkasa dan sebagainya).
d.      Mikrobiologi rumen : Ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme di dalam system lambung manusia dan hewan (untuk bidang kedokteran/kesehatan, peternakan, perikanan, dan sebagainya).
e.       Mikrobiologi Kesehatan : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang kesehatan (penyakit,imunisasi, antibiotic dan sebagainya).
f.       Mikrobiologi Industri : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang industri, baik yang menguntungkan (di dalam proses) maupun yang merugikan (menghambat proses, toksikasi dan sebagainya).
g.      Mikrobiologi Makanan : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat dan peranan mikroorganisme di dalam bahan makanan, baik yang menguntungkan (misalnya dalam proses pembuatan) ataupun yang merugikan (misalnya dalam proses pembusukan dan kerusakan).
h.      Mikrobiologi Lingkungan : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat dan pranan mikroorganisme di dalam lingkungan (tanah,air,udara).
i.        Mikrobiologi Sanitasi : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat dan peranan mikroorganisme di bidang sanitasi (termasuk di dalamnya bidang kebersihan).
j.        Mikrobiologi Geologi dan Pertambangan  : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme di bidang pertambangan dan geologi (misalnya minyak).
k.      Mikrobiologi Pasca Panen : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme pada masa pasca panen (pertanian pangan, tanaman industri, tanaman obat dan sebagainya).
l.        Mikrobilogi Analitik : Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme yang harus dianalisis kehadirannya di dalam suatu bahan atau habitat.
m.    Mikrobiologi Kesenjataan : Ilmu yang mempelajari bentuk,sifat dan peranan mikroorganisme di dalam system kesenjataan (bidang kesenjatan NUBIKA : Nuklir, Biologi dan Kimia).


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Mikrobiologi merupakan kajian tentang dunia mikroorganisme, meliputi bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel.
Mikroorganisme (mikroba,mikrobia, jasad renik) adalah jasaad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, karenanya untuk mengamatanya perlu dibantu dengan bantuan alat perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya secara baik. Sel mikroba dapat dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan, salah satunya secara struktural sel mikroba tidak memiliki membran inti, umumnya hidup secara kosmopolitan, bahkan dapat hidup sebagai bagian dari organisme multiseluler (parasit). Sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan melangsungkan proses kehidupan, seperti tumbuh, menghasilkan energi, dan bereproduksi dengan sendirinya.
Sejarah dan perkembangan mikrobiologi mengalami perkembangan yang panjang, diawali dengan masa perintisan, untuk menjawab tentang asal kehidupan mikroorganisme kemudian berkembang dengan ditemukannya alat bantu seperti, mikroskop metode isolasi dan pembuatan preparat sehingga dapat lebih mengungkap peranan mikroorganisme bagi kesejahteraan umat manusia.
Kehidupan di muka bumi mengalami evolusi yang panjang, dengan didahului oleh mikroorganisme anaeorbik kemudian bermunculan mikroorganisme aerobik yang beradaptasi dengan kehadiran oksigen.
Penggunaan mikroorganisme dalam bebagai bidang kehidupan umat manusia, telah dikembangkan untuk membantu dalam aplikasi bidang-bidang lain seperti bidang pertanian, makanan, industri, lingkungan, kesehatan dan lain-lain.
Sebagai ilmu dasar, di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Berperan sebagai alat penelitian untuk mempelajari proses hidup. Meliputi berbagai bidang ilmu yaitu: Virologi, Bakteriologi, Mikologi, Fikologi (algologi), Protozoologi, Ekologi Mikroba, Fisiologi Mikroba, Kimia/biokimia mikroba dan Genetika Mikroba.
Sebagai ilmu terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya dapat berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organoleptik bahan makanan, industri farmasi, industri kimia, bidang pertanian dll. Berperan pada bidang kedokteran, pertanian dan industry. Meliputi berbagai cabang ilmu yaitu: Mikrobiologi Air, Mikrobiologi Tanah, Mikrobiologi Udara, Mikrobiologi rumen, Mikrobiologi Kesehatan, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Makanan, Mikrobiologi Lingkungan, Mikrobiologi Sanitasi, Mikrobiologi Geologi dan Pertambangan,  Mikrobiologi Pasca Panen, Mikrobilogi Analitik dan Mikrobiologi Kesenjataan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Mikrobiologi. (http://id.wikipedia.org/mikrobiologi. Diakses : 09 September 2014)

Anonymous. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. (http://www.ubb.ac.id/. Diakses : 09 September 2014)

Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitchell, L.G. (2002). Biologi (Edisi ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk. ed.). Jakarta: Erlangga. pp. hlm. 341–342. (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). (online). (http://books.google.co.id/books?id=dwjGlYV4t8gC&pg=PA341. Retrieved 2009-02-23. Diakses : 09 September 2014)

Dwidjoseputro, D. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi, penerbit Djambatan, Jakarta.
Dubos J. (1951). "Louis Pasteur: Free Lance of Science, Gollancz. Quoted in Manchester K. L. (1995) Louis Pasteur (1822–1895)—chance and the prepared mind". Trends Biotechnol 13 (12): 511–5. DOI:10.1016/S0167-7799(00)89014-9.

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Gupte, S., 1990. Mikrobiologi Dasar, Binarupa Aksara, Jakarta.












Irianto,koes.2007. Mikrobiologi. CV. Yrama Widya. Bandung.

Jawetz, E., Melnick,J.L ., & Adelberg, E.A., 1992. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan (Review of Medical Microbiology), Penerbit Buku Kedokteran , Jakarta.

Jutono,1975. Mikrobiologi untuk Perguruan Tinggi, Jilid 1, Dep. Mikrobiologi, FP UGM, Yogyakarta.

Lay, B. W. dan Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi, Rajawali Pers, Jakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan., E.C.S.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi I.Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Minasari dan Lista Unita Rasyid. 2008. Mikrobiologi Umum Final. http://pdfstack.com/ download. Diakses 09 September 2009)

Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum, penerbit Angkasa. Bandung.

Volk dan Wheeler,1993. Mikrobiologi Dasar. Jilid1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Waluyo. Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malangss.

Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press. Malang.



By Animart